Sukses

Spesies Baru Katak Transparan Ditemukan di Hutan Amazon

Spesies baru katak transparan memiliki tubuh bagian bawah yang tembus pandang sehingga jantungnya dapat dilihat dari luar.

Liputan6.com, Quito - Ilmuwan menemukan spesies katak baru yang memiliki tubuh bagian bawah transparan sehingga detak jantungnya dapat dilihat dari luar. Makhluk dengan punggung warna hijau muda itu, ditemukan di Hutan Amazon, Ekuador.

Meski katak tersebut bukan satu-satunya spesies tembus pandang, para ilmuwan menyebut sejumlah tanda tak biasa di tubuhnya dan perilaku reproduksinya membedakannya dari spesies lain.

Ilmuwan menempatkan katak baru itu di dalam genus Hyalinobatrachium, yang dikenal dengan ciri menonjol.

"Semua spesies di genus ini memiliki ventral peritoneum (pembungkus organ) yang tembus pandang, di mana organ-organnya dapat dilihat dari dadanya," jelas para peneliti dalam artikel yang dipublikasi di ZooKeys seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (28/5/2017).

Namun katak yang baru ditemukan itu, H. yaku, tampil berbeda dengan titik warna hijau gelap di punggungnya dan perilaku reproduksinya.

"Saya bekerja dengan katak setiap hari dan katak ini merupakan salah satu spesies terindah yang pernah saya lihat," ujar Juan Guayasamin dari Universidad San Francisco de Quito di Ekuador, kepada New Scientist.

Sementara katak lain di dalam genus Hyalinobatrachium memiliki ciri transparan, namun tidak semuanya punya jantung merah terang seperti yang diamati di spesies baru.

"Tidak semua katak tembus pandang memiliki jantung yang dapat dilihat dari dadanya," ujar Paul Hamilton dari Biodiversity Group.

"Beberapa, jantungnya berwarna putih, sehingga Anda tak bisa melihat darah merah," imbuh Hamilton.

Namun, ilmuwan memperingatkan bahwa spesies tersebut kemungkinan berada dalam bahaya karena adanya ekstraksi minyak dan aktivitas manusia lain yang mengancam habitatnya di Hutan Amazon.

"Meski Amazon dikenal akan biodiversitas dan keberagaman budaya, ancaman saat ini dan masa depan terhadap konservasi sangat nyata," tulis para peneliti.

Mereka menyebut, selain adanya ekstraksi minyak, terdapat juga ancaman berupa pencemaran air, ekstraksi sumber daya alam yang meningkat, dan pembangunan jalan.