Liputan6.com, Manhattan - Meski jam sibuk telah lewat, para aktivis dan umat Muslim Amerika Serikat masih melakukan aktivitas berbuka puasa di depan Trump Tower di Manhattan New York. Dua kelompok advokasi, MPower Change dan New York State Immigrant Action Fund, mengajak masyarakat untuk memprotes kebijakan xenofobia Donald Trump.
Xenofobia adalah ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain, atau yang dianggap asing. Beberapa definisi menyatakan xenofobia terbentuk dari tindak irasional dan sesuatu hal yang dianggap tidak masuk akal.
Jika sebelumnya para aktivis membawa poster dan instrumen lain, kali ini mereka tidak membawa apa-apa. Mereka hanya berkumpul untuk menjalankan ibadah puasa.
Advertisement
Baca Juga
Petugas polisi berdiri di Fifth Avenue yang menjadi salah satu jalan tersibuk di Amerika Serikat, sambil mengamankan aksi kelompok muslim di depan gedung milik Presiden AS tersebut.
Linda Sarsour, seorang aktivis Palestina yang tinggal di AS dan salah satu pendiri Women's March berbicara di hadapan orang banyak.
"Kami sebagai Muslim Amerika tinggal di sini, di negara yang juga didirikan di atas punggung umat Islam dan orang kulit hitam," ujar Sarsour.
Acara tersebut berlangsung beberapa hari setelah Trump mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengharapkan umat Islam merayakan Ramadan dengan suka cita dan pandangannya atas serangan teroris di Manchester Inggris.
Trump juga dikritik karena pernyataan anti-muslim selama masa kampanyenya selama pemilihan presiden.
Namun dalam sebuah pidatonya selama perjalanan ke Arab Saudi, Donald Trump mencoba untuk menjelaskan bahwa AS tidak berperang dengan Islam.