Liputan6.com, Jakarta - Kalau para ahli astronomi bicara soal transit, seringkali mereka membahas tentang lintasan suatu planet di depan bintang yang menjadi induk semang planet tersebut.
Tapi, ternyata semesta ini memiliki berbagai jenis lintasan. Misalnya yang terlihat melalui teleskop Hubble (Hubble Space Telescope, HST).
Transit tersebut unik, karena menayangkan pergerakan tata surya raksasa di belakang bintang yang mirip dengan matahari. Posisi bintang itu sendiri amat dekat dengan Bumi.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari UPI pada Sabtu (3/6/2017) bintang dengan identitas HD 107146 itu terletak 90 tahun cahaya dari Bumi, walaupun kekuatan cahaya -- magnitudo -- bintang itu masih terlalu lemah untuk dapat dilihat dengan mata telanjang.
Dalam suatu citra yang baru diterbitkan, tata surya di kejauhan itu tampak seperti cipratan di pojok kanan bawah.
Sementara itu, di bagian tengah citra HST terletak bintang yang tidak terlihat, ditandai dengan lingkaran berwarna hijau.
Citra itu didominasi oleh cakram mengelilingi bintang HD 107146, yang jika dilihat dari Bumi, tampak sedang menghadapkan wajahnya.
Transit galaksi itu memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari cakram bintang secara lebih terperinci, karena para peneliti kemudian dapat mengukur perubahan cahaya galaksi ketika ia sedang menembus cincin-cincin debu.
Beberapa survei sebelumnya menengarai bahwa cakram itu terutama terbentuk dari partikel-partikel debu kecil, walaupun tetap ada kemungkinan fragmen-fragmen yang lebih besar seperti halnya sabuk asteroid di sistem tata surya.
Para ahli astronomi pertama kalinya mendapatkan citra transit itu pada 2004 dan kemudian satu lagi pada 2010. Menjelang 2020, tata surya yang dijuluki "Vermin Galaxy"Â itu akan benar-benar tertutup oleh bintang HD 107146.