Liputan6.com, London - Rangkaian peristiwa teror terjadi di London Bridge dan Borough Market di London, pada 3 Juni 2017 malam waktu setempat atau 4 Juni 2017 pagi waktu Jakarta.
Kejadian teror di London Bridge merupakan peristiwa tabrak lari yang terjadi sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Menurut keterangan saksi mata, peristiwa tabrak lari tersebut dilakukan oleh sebuah mobil van berwarna putih yang menabrak sejumlah pejalan kaki yang berjalan di trotoar jembatan.
Baca Juga
Sementara itu, kejadian teror di Borough Market London merupakan peristiwa penusukan dan terjadi beberapa menit setelah peristiwa London Bridge. Menurut saksi mata, setidaknya ada tiga orang yang membawa pisau dan melakukan penusukan kepada sejumlah individu di kawasan pasar London tersebut.
Advertisement
Sejumlah saksi mata bahkan mendengar sejumlah pelaku berteriak "ini untuk Allah" saat melakukan penusukan di Borough Market, demikian seperti yang diwartakan oleh Telegraph, Minggu (4/6/2017).
Hingga berita ini turun, aparat penegak hukum dan unit respons gawat darurat London masih berusaha untuk mengendalikan situasi serta menilai apakah ada aksi teror lanjutan yang akan terjadi.
Dua kejadian teror London itu menuai respons dari pemerintahan Amerika Serikat.
Presiden AS Donald Trump merespons peristiwa teror di London tersebut. Melalui akun Twitter-nya, presiden ke-45 AS itu menyatakan bahwa AS siap sedia membantu London dan Inggris.
"Amerika Serikat akan melakukan apa pun untuk membantu London dan Inggris. Kami akan bersama kalian. Tuhan Memberkati," kicau @realDonaldTrump pada 4 Juni 2017.
Sekitar 7 menit sebelumnya, Presiden Trump juga berkicau melalui Twitter bahwa pemerintahan suatu negara perlu memberlakukan kebijakan Travel Ban (kebijakan pengetatan kunjungan warga negara asing) untuk meningkatkan keamanan domestik. Tak jelas apakah komentar tersebut ditujukan untuk merespons peristiwa tersebut.
"Kita harus cerdas, waspada, dan tangguh. Kita perlu memberlakukan Travel Ban untuk meningkatkan keamanan," kicau @realDonaldTrump.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di London juga mengeluarkan sebuah peringatan terhadap warga negara AS yang berada di Inggris agar menghindari area kejadian dan terus meningkatkan kewaspadaan. Imbauan itu disampaikan salah satunya melalui akun Twitter U.S Embassy London @USAinUK pada 4 Juni 2017.
Perdana Menteri Inggris, Theresa May menilai peristiwa tersebut sebagai sebuah insiden nahas. Ia turut simpati kepada para individu yang terjebak dalam situasi tersebut, seperti yang diwartakan oleh CNN, Minggu, 4 Juni 2017. Ia juga menjelaskan bahwa kejadian tersebut akan ditangani Pemerintah Inggris sebagai "peristiwa yang berpotensi mengandung unsur terorisme".
Wali Kota London, Sadiq Khan menyatakan belasungkawa kepada para korban dan mengungkapkan apresiasi kepada para aparat yang terjun ke lapangan untuk mengendalikan situasi. Khan juga mengimbau agar masyarakat London menjauhi lokasi kejadian dan meningkatkan kewaspadaan.
"Simpatiku untuk para individu yang terkena dampak kejadian itu. Aku juga ingin berterima kasih kepada para petugas gawat darurat yang terjun pertama kali ke lapangan di lokasi kejadian. Aku mengimbau masyarakat London untuk tetap tenang dan waspada," tulis Sadiq Khan dalam pernyataan tertulisnya yang diunggah melalui Twitter @MayorofLondon, 4 Juni 2017.
Setidaknya terdapat tiga korban tewas dan sekitar 20 korban luka atas peristiwa teror di London Bridge dan Borough Market London. Hingga saat ini, kepolisian London tengah mendalami kasus yang "berpotensi mengandung unsur terorisme" tersebut.