Liputan6.com, London - Jantung Kota London diguncang dua peristiwa teror yang terjadi dalam waktu yang sangat berdekatan. Peristiwa pertama terjadi sekitar pukul 22.00 di London Bridge.
Insiden di London Bridge merupakan peristiwa tabrak lari yang terjadi sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Menurut keterangan saksi mata, peristiwa tabrak lari tersebut dilakukan oleh sebuah mobil van berwarna putih dan menabrak sejumlah pejalan kaki di trotoar jembatan.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, kejadian teror di Borough Market London merupakan peristiwa penusukan dan terjadi beberapa menit setelah peristiwa London Bridge. Menurut saksi mata, setidaknya ada tiga orang yang membawa pisau dan melakukan penusukan terhadap sejumlah individu di kawasan pasar London tersebut.
Menurut prakiraan awal, setidaknya terdapat enam korban tewas dan sekitar 20 korban luka atas peristiwa teror di London Bridge dan Borough Market London. Hingga saat ini, kepolisian London tengah mendalami kasus tersebut.
Dua kejadian teror London itu menuai respons dari sejumlah pemimpin dunia.
Perdana Menteri Australia Julie Bishop mendeskripsikan serangan tersebut sebagai "peristiwa mengejutkan". Dia juga menyatakan simpati dan kesiapan Negeri Kanguru untuk membantu Inggris.
"Kami siap membantu Inggris atas serangan tersebut. Simpati kami kepada mereka yang terluka beserta para keluarganya," jelas Bishop melalui akun Twitter-nya, @JulieBishopMP.
Tak ketinggalan, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyampaikan pihaknya tengah memantau situasi tersebut. Dia juga meminta kepada para warga negara Kanada untuk segera menghubungi pihak berwajib jika terjebak dalam situasi darurat terkait teror tersebut.
"Kabar buruk dari London malam ini. Kami tengah memantau situasi. Warga Kanada agar menghubungi nomor gawat darurat jika membutuhkan," kicau @JustinTrudeau.
Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon turut menyampaikan rasa simpati terkait peristiwa di London Bridge dan Borough Market.
"Kabar buruk dari London. Simpatiku untuk para individu yang terkena dampak serangan tersebut," kicau @NicolaSturgeon.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik turut menyampaikan rasa simpati kepada para individu yang terkena dampak serangan London 3 Juni 2017.
"Merasa jijik dengan serangan di #London. Berdiri solid dengan orang-orang yang menjadi sasaran serangan. Damai, toleransi, harmoni tidak akan kalah,"
Sementara itu, menurut laporan Associated Press (AP), 4 Juni 2017, Pemerintah Jepang mengeluarkan Travel Advisory Warning kepada para warga negaranya yang berada di Inggris dan khususnya London. Pemerintah Nippon juga mengimbau warganya untuk menjauhi lokasi keramaian di London.
"Warga Jepang di London agar waspada dengan situasi sekitar dan segera pergi dari lokasi jika ada tanda-tanda yang mencurigakan," ujar Kementerian Luar Negeri Jepang seperti yang diwartakan oleh AP.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump turut mengutarakan simpati. Melalui akun Twitter-nya, presiden ke-45 AS itu menyatakan bahwa AS siap sedia membantu London dan Inggris.
"Amerika Serikat akan melakukan apapun untuk membantu London dan Inggris. Kami akan bersama kalian. Tuhan Memberkati," kicau @realDonaldTrump pada 4 Juni 2017.
Perdana Menteri Inggris Theresa May menjelaskan bahwa kejadian tersebut akan ditangani Pemerintah Inggris sebagai "peristiwa yang berpotensi mengandung unsur terorisme".