Sukses

Polisi Tembak Mati 3 Pelaku Terduga Teror London

Para pelaku itu menggunakan baju dengan sejumlah kaleng yang menempel. Seakan-akan itu adalah rompi berisi bom untuk melakukan bunuh diri.

Liputan6.com, London - London pada Sabtu menjelang Minggu tengah malam menjadi kota yang sibuk dan penuh kepanikan. Dua serangan terorisme terjadi di ibu kota Inggris itu.

Insiden pertama terjadi pukul 22.00 saat mobil van menabrak sejumlah pejalan kaki di Jembatan London atau London Bridge. Tak berapa lama, serangan penusukan terjadi di Borough Market, pusat kafe dan bar di jantung ibu kota itu.

Dilaporkan, enam orang tewas dan 30 lainnya terluka. Dikutip dari The Guardian, Minggu (4/6/2017), polisi menembak hingga tewas tiga pria yang diduga pelaku penyerangan.

Para terduga pelaku itu menggunakan baju dengan sejumlah kaleng yang menempel. Seakan-akan itu adalah rompi berisi bom untuk melakukan bunuh diri.

"Terduga pelaku menggunakan kostum yang mirip rompi bom," kata Asisten Komisioner Polisi Metropolitan, Mark Rowley.

"Sejauh ini, kami percaya pelaku hanya berjumlah tiga orang," lanjutnya.

Saksi mata berkata, malam minggu di mana warga London menikmati kehidupan malam kota itu berubah menjadi horor teror tatkala insiden terjadi. Mereka melihat setelah para pelaku menabrakkan mobil ke pejalan kaki di London Bridge. Para pelaku lantas keluar dari van dan berlari ke arah Borough Market.

Reporter BBC, Holly Jones yang tengah berada di London Bridge saat serangan berlangsung, mengatakan, "Van itu disupiri oleh pria dengan kecepatan kira-kira 80 km per jam, sebelum menabrakkan mobilnya ke arah pejalan kaki."

"Dia membelok ke kanan saya dan kemudian menabrak sekitar lima atau enam orang," kata Jones kepada BBC News Channel.

Ini adalah kali ketiga Inggris menderita serangan teror. Pada Maret lalu, seorang pria yang diduga simpatisan ISIS menabrakkan mobilnya ke Jembatan Westminster dan menewaskan enam orang. Dan masih hangat dalam ingatan, 22 orang tewas dalam bom bunuh diri di konser Ariana Grande di Manchester. 

Perdana Menteri Inggris, Theresa May mendeskripsikan insiden itu adalah peristiwa mematikan. Wali Kota London, Sadiq Khan mengatakan dua insiden itu adalah "serangan teroris yang mengerikan".

Video Terkini