Sukses

Bir Gratis hingga Tinggalkan Bukti, 4 Penjahat Terbodoh di Dunia

Berikut 4 aksi kriminal terbodoh di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Ternyata, tidak semua orang cocok menjadi seorang kriminal. Sebagian orang memang secara sadar memilih untuk hidup taat hukum dan taat peraturan.

Namun, ada sebagian individu lain yang mencoba untuk melakukan kejahatan, meskipun sesunguhnya mereka jelas-jelas tidak tepat menjadi seorang kriminal.

Sebagian individu tersebut tidak cocok menjadi penjahat bukan karena 'wajah yang terlihat baik' atau 'berhati mulia'. Tetapi karena mereka tidak 'lihai' dan tidak 'pintar' untuk melakukan kejahatan.

Berikut, 4 aksi kriminal terbodoh di dunia, seperti yang dirangkum oleh Liputan6.com dari The List Verse pada Senin (5/6/2017).

 

2 dari 5 halaman

1. Dijebak Bir Gratis oleh Polisi

Pada 2011, kepolisian Derbyshire Inggris menggunakan strategi unik untuk menjebak sejumlah buronan dalam sebuah operasi penangkapan. Polisi menjebak dengan menawarkan satu peti besar bir gratis kepada sejumlah buronan.

Para buronan menerima pemberitahuan dari polisi yang menyamar sebagai agen penjualan bir. Polisi itu memberitahu para buronan tersebut bahwa mereka memenangkan satu peti besar bir.

Untuk memperoleh bir gratis tersebut, para buronan diminta oleh polisi yang menyamar untuk mengatur sebuah jadwal janji pertemuan.

Ternyata, banyak buronan yang tergoda dengan tawaran palsu tersebut dan menghubungi sang polisi yang menyamar itu.

Sembilan belas buronan menghubungi nomor polisi menyamar tersebut, serta menetapkan waktu dan tempat untuk mengambil bir gratis tersebut.

Tragisnya, tidak ada bir gratis saat ke-19 buronan tersebut datang ke lokasi pada waktu yang telah dijanjikan. Hanya ada polisi yang siap membawa mereka kembali ke dalam penjara.

 

3 dari 5 halaman

2. Perampok yang Meninggalkan Bukti

Pada 2008, Ruben Zarate yang berusia 18 tahun merampok sebuah toko onderdil kendaraan bermotor di Chicago, Amerika Serikat. Dia memasuki toko dengan senjata api dan meminta uang kepada kasir.

Namun, sang kasir tak mampu membuka brankas penyimpanan uang. Karena, brankas tersebut hanya mampu dibuka oleh manajer toko yang kebetulan sedang tidak ada di tempat.

Dan Zarate pun memutuskan untuk memberikan nomor teleponnya kepada sang kasir agar keduanya dapat saling berkomunikasi. Alih-alih manajer yang mampu membuka brankas, kembali ke toko.

Zarate pun pergi. Kemudian sang kasir segera menghubungi polisi, serta memberikan nomor telepon Zarate yang sesaat waktu lalu diberikan olehnya.

Sementara itu, Zachary Tentoni dari Boston, AS, tak sengaja menjatuhkan tas pribadi yang berisi alamat rumah, nomor telepon, dan sertifikat kelahiran atas namanya saat melakukan perampokan. Tindakan ceroboh Tentoni ternyata memudahkan polisi untuk menangkapnya.

 

4 dari 5 halaman

3. Perampok Mobil yang Tak Mampu Mengemudi

Entah apa yang terlintas di benak Mganga Mganga (17 tahun) dari Omaha, Amerika Serikat, saat dirinya memutuskan untuk merampok sebuah mobil karavan milik seorang ibu rumah tangga.

Sang ibu, Melissa Peters --yang tengah menjemput anaknya dari sekolah-- harus merasakan ujung dingin dari pistol palsu Mganga di pelipisnya, saat remaja 17 tahun itu menodong untuk merampas mobil yang dikendarainya.

Pasrah, Peters pun keluar dan menyerahkan mobil tersebut kepada Mganga, yang dengan cepat duduk di kursi pengemudi.

Namun, apa dikata, mobil yang dikemudikan Peters menggunakan transmisi manual. Mganga sontak sadar bahwa dirinya hanya mampu mengemudikan transmisi otomatis.

Saksi mata yang menyaksikan pun kemudian menghubungi polisi. Takut tertangkap, Mganga memutuskan berlari meninggalkan mobil karavan tersebut.

Dan, seperti kisah-kisah yang berakhir bahagia lain, Mganga berhasil ditangkap oleh petugas polisi. Dan mobil karavan itu pun kembali ke tangan Peters.

 

5 dari 5 halaman

4. Pencuri yang Mencuri TKP Polisi

Kunci sukses melakukan pencurian dan perampokan adalah dengan menemukan target yang tepat. Setidaknya itu pengetahuan umum yang diketahui sebagian besar para pencuri di dunia.

Namun nampaknya Darren Kimpton dari Northampton Inggris tidak mengetahui hal tersebut. Ia ternyata tidak melakukan 'riset' dengan baik terhadap sasaran pencurian sebelum melancarkan aksinya.

Ternyata rumah yang ia pilih untuk dicuri merupakan tempat kejadian perkara kasus pencurian yang telah terjadi sehari sebelumnya. Semakin nahas ketika Klimpton masuk ke rumah tersebut dan menemukan dirinya justru dikelilingi oleh petugas polisi yang tengah melakukan olah TKP.

Singkat cerita tentu saja, Klimpton berhasil ditangkap.

 

 

 

Â