Liputan6.com, Bangkok - Kelompok musik Puser Bumi dari Yogyakarta, Indonesia, turut serta meramaikan Disability Drum Performance in ASEAN and Japan in Commemoration of 50th Anniversary of ASEAN in 2017 and 130th Anniversary of Thailand-Japan Diplomatic Relations, yang digelar di Bangkok, Thailand pada 2 dan 3 Juni 2017.
Festival itu diikuti oleh para pemusik dengan berbagai [disabilitas])(2830916 ""), seperti tunanetra, tunarungu, dan down syndrome, dari 10 negara ASEAN dan Jepang. Demikian seperti dikutip dari kemlu.go.id pada Selasa (6/6/2017)
Baca Juga
Kisah Haru Mbah Wasiran Muadzin Tunanetra di Panggang Gunungkidul, Siapa Mau Bantu?
British Council Indonesia Dukung Tac_Tiles, Produk Inklusif Bagi Tunanetra dari Campuran Limbah Puntung Rokok-Plastik
Museum Nasional Rayakan Hari Disabilitas Internasional, Gelar Pekan Inklusivitas dengan Kuota Peserta Terbatas
Acara tersebut diselenggarakan atas kolaborasi antara The Asia-Pacific Development Center on Disability (APCD) -- sebuah organisasi yang didirikan melalui kerja sama antara The Ministry 0f Social Development and Human Security  - Royal Thai Government dan The Japan International Cooperation Agency (JICA), dengan The Nippon Foundation.
Advertisement
Hadir dan memberikan sambutan pada pembukaan acara tersebut di antaranya adalah Permanent Secretary dari Ministry of Culture Thailand, Wakil dari Nippon Foundation, Duta Besar Jepang untuk Thailand, dan Deputi Sekretaris Jenderal Sekretariat ASEAN di Jakarta.
Dengan dukungan alat-alat musik dari KBRI Bangkok, di antaranya kendang, seruling, bonang, siter, dan rebab. kelompok beranggotakan 6 pemain musik tunanetra itu tampil.
Kepiawaian para pemain musiknya yang memainkan dan menyanyikan tembang-tembang Jawa, dipadu dengan permainan suara-suara yang menggambarkan suasana pedesaan, memukau pengunjung yang hadir.
Lagu "Dari Sabang Sampai Merauke" menutup penampilan dari Indonesia, yang mendapat apresiasi yang tinggi dari para penonton yang sebagian besar adalah para murid sekolah setingkat SMP dan SMA.
KBRI Bangkok senantiasa mendukung partisipasi publik dalam event-event internasional semacam festival perkusi ini, yang merupakan bagian dari soft diplomacy yang dilakukan oleh publik.
Partisipasi Puser Bumi dalam festival ini juga menunjukkan bahwa keterbatasan fisik atau kelemahan daya pikir, tidak menghalangi untuk turut serta dalam upaya-upaya soft diplomacy tersebut.