Sukses

Transit di Doha, Menlu Retno Cek Kondisi WNI di Qatar

Beberapa negara telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar karena negara ini dituding mendanai terorisme.

Liputan6.com, Doha - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan komunikasi dengan sejumlah menlu di kawasan Timur Tengah via telepon. Langkah tersebut dilakukan untuk membahas situasi wilayah tersebut usai beberapa negara memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.

Beberapa Menlu yang berkomunikasi dengan Retno antara lain berasal dari Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Turki dan Iran. Komunikasi tersebut dilakukan mantan dubes RI untuk Belanda  saat berada di Doha usai melakukan kunjungan kerja ke Afrika.

"Saya membahas dengan para Menlu Timur Tengah mengenai perkembangan kawasan dan menyampaikan pandangan serta kesiapan Indonesia untuk berkontribusi," sebut Retno dalam keterangan pers, Rabu (7/6/2017).

Setelah melakukan komunikasi, Menlu mendapat pandangan mengenai situasi yang terjadi di Timur Tengah. Indonesia pun menyampaikan keprihatinan atas kondisi yang sedang berlangsung.

Retno menekankan, dalam situasi seperti ini penting bagi Negara Timur Tengah untuk menahan diri dan mengambil langkah untuk mengurangi ketegangan.

Selain itu, Retno berharap segara yang secara langsung terlibat dalam situasi ini, mengedepankan dialog dan rekonsiliasi untuk menyelesaikan masalah.

Seusai lawatan ke Nigeria, Menlu transit sebenar di Doha untuk bertemu Dubes RI untuk Qatar Marsekal Madya TNI (Purn) Muhamad Basri Sidehabi guna mendapatkan laporan terkait situasi terkini dan keadaan WNI di sana.

Ia pun mendapat laporan dari Dubes Basri sampai saat ini masih normal. Ketersediaan bahan makanan dan barang di supermarket dan toko juga normal.

Selain itu, Dubes Basri memastikan kepada Menlu, ia telah berkomunikasi dengan kelompok WNI di Doha dan memastikan kondisi mereka.

KBRI Doha pun memastikan siap memberikan perlindungan terbaik bagi para WNI di Qatar. Dalam rangka peningkatan perlindungan, telah dibentuk Satgas khusus.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, situasi di yang sedang dihadapi negara teluk terus dipantau pemerintah.

"Indonesia dengan prihatin mengikuti secara dekat perkembangan situasi di Timur Tengah saat ini," sebut pria yang kerap disapa Tata saat dihubungi Liputan6.com pada Selasa (6/6/2017).

"Indonesia mengharapkan semua pihak dapat menahan diri dan mengedepankan dialog dan rekonsiliasi untuk menyelesaikan masalah ini," sambung dia.

Ia menambahkan, Indonesia menekankan semua negara di dunia untuk menghormati prinsip hubungan internasional. Terutama, saling menghormati kedaulatan masing masing negara dan tidak ikut campur urusan dalam negeri negara lain.

Pemerintah Indonesia meminta semua pihak harus menyatukan langkah dalam memerangi terorisme dan juga menjaga keamanan dan stabilitas kawasan dan global.