Sukses

Iphone Terbakar Diduga Penyebab EgyptAir Jatuh ke Laut Tengah

Sebuah CCTV memperlihatkan tablet dan botol parfum diletakkan di panel kontrol EgyptAir nomor penerbangan MS804.

Liputan6.com, Paris - Pada 19 Mei tahun lalu, 66 orang menghilang ketika pesawat EgyptAir MS804 jatuh ke Laut Mediterania setelah sebelumnya terbakar. Saat itu spekulasi bergulir tentang bagaimana burung besi tersebut bisa terbakar, meledak, dan jatuh ke laut. Dari mulai tindakan terorisme hingga kesalahan yang dilakukan oleh pilot.

Namun, The Sun yang dikutip dari News.com.au pada Kamis (8/6/2017) melaporkan para penyidik tengah mencari kemungkinan adanya overheating peralatan komunikasi yang menyebabkan kebakaran di dalam kabin.

Sebuah CCTV memperlihatkan tablet dan botol parfum diletakkan di panel kontrol EgyptAir penerbangan MS804.

Penyidikan berfokus pada apakah tablet itu berupa iPad Mini 4 atau iPhone 6S milik first officer terbakar saat tengah mengisi baterai namun dicolokkan ke soket yang salah.

Militer Mesir mempublikasikan gambar barang yang ditemukan dalam pencarian pesawat Egypt Air MS804 yang hilang di Laut Mediterania. (Egyptian Armed Forces)

Seorang sumber yang dekat dengan penyidik Prancis mengatakan, "soket di kokpit tidak untuk panggangan roti atau kopi. Soket itu hanya digunakan untuk keperluan profesional."

"Pada tahap ini, kebakaran dari tablet di kokpit adalah hipotesis-nya," lanjut sumber itu.

Sementara itu Apple sendiri mengaku tidak pernah dikontak pihak penyidik terkait tragedi itu. Perusahaan tersebut juga mengatakan tak ada bukti kecelakaan MS804 terkait dengan produknya.

Ada 66 penumpang dan kru dalam pesawat EgyptAir yang hilang itu. Sebanyak 30 orang tercatat sebagai warga negara Mesir dan 15 lainnya dari Prancis. Sisanya dari Inggris, Chad, Irak, Belgia, Kuwait, Arab Saudi, Portugis, Kanada, dan Algeria.

Pesawat EgyptAir yang bertolak dari Bandara Charles de Gaulle Paris, Prancis, menuju Bandara Kairo, Mesir, dilaporkan menghilang dari radar pada Kamis 19 Mei 2016 dini hari waktu setempat.

Pesawat EgyptAir yang hilang itu merupakan jenis Airbus A320-232 buatan tahun 2003.

Pesawat itu tengah mengudara di ketinggian 37.000 kaki dan menghilang 80 mil (sekitar 10 menit), sebelum memasuki wilayah udara Mesir.

Penerbangan itu dijadwalkan meninggalkan Paris pada Rabu 18 Mei pukul 23.09 waktu setempat, untuk menempuh perjalanan sekitar 3 jam 45 menit.

Kecelakaan itu datang tujuh bulan setelah sebuah pesawat penumpang Rusia meledak oleh bom di Semenanjung Sinai, Mesir, menewaskan semua 224 orang di dalamnya.

Afiliasi ISIS di Mesir mengatakan mereka berada balik serangan itu. Namun, tidak ada klaim serupa pada kecelakaan EgyptAir MS804.

Â