Sukses

Pesawat Air China Nyaris Tabrak Gunung di Pulau Lantau Hong Kong

CA428 yang menuju ke Chengdu menyimpang dari jalur penerbangannya, menurut gambar dari situs pelacak penerbangan Flightradar24.

Liputan6.com, Hong Kong - Maskapai milik Tiongkok, Air China, nyaris menabrak sebuah gunung di Pulau Lantau, Hong Kong. Insiden itu terjadi pada Minggu 4 Juni 2017.

Dikutip dari Channel News Asia, pada Jumat (9/6/2017), penerbangan CA428 yang menuju ke Chengdu tampak menyimpang dari jalur penerbangannya, menurut gambar dari situs pelacak penerbangan Flightradar24, yang menunjukkan bahwa pesawat mengarah ke selatan menuju Desa Tai O dan pegunungan sekitarnya.

Seorang petugas pengawas lalu lintas udara harus segera mengeluarkan peringatan dan arahan langsung ke pilot untuk memperbaiki jalur penerbangan, demikian South China Morning Post (SCMP) melaporkan.

Terbang pada 3.400 kaki selama belokan yang salah, pesawat itu berada di bawah ketinggian aman minimum untuk area setinggi 4.300 kaki, SCMP melaporkan, mengutip seorang anggota parlemen dari Partai Rakyat Hong Kong, Jeremy Tam Man-ho.

 

Pesawat Air China Nyaris Tabrak Gunung di Pulau Lantau Hong Kong (flightradar24)

"Namun, seandainya  membawa muatan atau penumpang lebih banyak, atau jika ukuran lebih besar, mungkin pesawat tersebut tidak mencapai ketinggian aman saat itu," kata Tam kepada SCMP.

"Jika pesawat mengarah ke pegunungan dalam posisi lebih rendah, Anda bisa membayangkan apa konsekuensinya," lanjut Tam.

Namun ia menambahkan bahwa sistem anti-tabrakan pesawat akan mengarahkannya untuk terbang lebih tinggi.

Dalam sebuah rekaman audio yang dibagi oleh Tam kepada SCMP, petugas lalu lintas udara dilaporkan terdengar memberi instruksi dari pilot untuk "segera berbelok ke kanan" dan memperingatkan "ada medan pegunungan di depan".

Ketika pilot tidak berbelok, petugas tersebut lagi memperingatkan gunung di depan dan memerintahkannya untuk naik ke ketinggian 5.000 kaki segera.

Air China dilaporkan mengatakan bahwa awak pesawat sempat mempertanyakan petunjuk dari petugas, namun karena frekuensi radio yang sibuk, pilot tersebut memutuskan untuk berbelok sambil mengonfirmasikan arahan tersebut.

"Air China telah menempatkan keamanan udara sebagai prioritas utama kami," kata juru bicara maskapai. "Kami akan terus memperkuat pelatihan keselamatan kami."

Pesawat itu mendarat di Chengdu sekitar dua jam kemudian.