Liputan6.com, Jakarta - Sejarah makanan penutup (dessert) bisa ditelusuri sejak lama, hingga peradaban India dan Mesopotamia kuno. Buah kering dan madu adalah versi awalnya.
Penyebaran gula tebu ke seluruh dunia ikut andil dalam perkembangan jenis makanan penutup yang kini ada banyak macamnya: manisan, kue, tar, biskuit, agar-agar dan gelatin, pastry, es krim, pai, puding, custard, dan masih banyak lagi.
Advertisement
Baca Juga
Raja Swedia Adolph Frederick dikenal sebagai penyuka dessert. Ia bahkan tewas gara-gara makanan kesukaannya itu.
Pada 12 Februari 1771, Adolf Frederick makan besar. Ia menyantap hidangan yang terdiri atas lobster, kaviar, sauerkraut alias kol asam -- irisan kubis yang difermentasi, dan ikan haring (herring) asap.
Sang raja makan dengan lahap sambil menenggak sampanye dari gelas.
Tak sampai di situ. Hidangan penutup lantas disajikan, berupa semla, roti beraroma kapulaga yang diisi dengan pasta almond dan disajikan dalam semangkuk krim panas.
Adolf Frederick tak hanya makan satu atau dua mangkuk, ia melahap 14 porsi!
Akibatnya sungguh fatal. Sang raja tewas tak lama kemudian akibat masalah pencernaan -- versi lain menyebut ia terkena stroke. Adolf Frederick mangkat pada usia 60 tahun.
Karena itulah ia dijuluki sebagai the king who ate himself to death atau berarti raja yang 'mati kekenyangan' -- dalam arti sebenarnya.
Meski mengandung banyak kalori dan bisa membahayakan kesehatan, kepopuleran makanan kudapan penutup tak lekang oleh zaman.
Berikut sejarah asal mula 5 makanan penutup (dessert), seperti dikutip dari situs Listverse, Jumat (9/6/2017):
1. Pai Apel
Tak seperti diduga banyak orang, pai apel (apple pie) bukan berasal dari Amerika Serikat. Kudapan manis itu sudah ada sebelum para koloni membawa bibit apel ke Dunia Baru.
Resep mula-mula pai apel yang diketahui berasal dari Inggris pada tahun 1381.
Resep itu menyarankan, apel dikombinasikan dengan buah-buahan lain seperti kismis, buah ara, dan pir, juga saffron.
Jika pai saat ini dibuat manis dengan menambahkan gula, pada masa lalu madu menjadi andalan. Sebab, kala itu, harga gula sangatlah mahal.
Awalnya, cangkang pai disebut 'coffin' -- peti mati -- dan tak bisa dimakan saking kerasnya. Orang-orang dulu hanya memakan isinya.
Pada tahun 1500-an, resep pembuatan pastry cangkang pai terus diperbaiki dan akhirnya menjadi lezat dimakan. Teksturnya jadi renyah bahkan lembut.
Advertisement
2. Cheesecake
Cheesecake kini jadi salah satu dessert yang paling terkenal di dunia. Jenisnya pun ada bermacam-macam. Ada yang dipanggang atau dibekukan. Ada versi cokelat, beri, New York, cookie dough, red velvet, dan lainnya.
Bahannya ada yang menggunakan keju krim, cottage cheese, ricotta, mascarpone, neufchatel ataupun keju quark.
Dasarnya bisa menggunakan biskuit atau kue kering yang dihancurkan. Atasnya bisa dilapisi lelehan cokelat atau gelatin, bisa juga ditutup buah-buahan aneka warna yang ditata menarik dan cantik.
Resep kue keju saat ini ada sedemikian banyak, jauh lebih rumit dari versi awalnya -- yang sudah ada sejak 4.000 tahun lalu.
Orang-orang Yunani Kuno adalah yang pertama membuatnya. Bahannya kala itu masih sederhana, yakni terigu, madu, gandum, madu, dan keju lembut dari susu kambing dan susu domba, lalu dipanggang.
Cheesecake pertama diyakini dibuat di Pulau Samos. Yang terkenal adalah Apician yang dibuat oleh Apicius, Aristoxenean, dan Philoxenean.
Ada juga cheesecake Euchylous yang mengandung buah yang dikeringkan dan Bazyma yang terbuat dari tepung, madu, buah ara kering dan kenari.
Cheesecake jadi pilihan bagi pasangan pengantin sebagai kue pernikahan.
Kue keju kala itu juga dianggap sebagai sumber energi dan sering disantap oleh para atlet yang berlaga dalam olimpiade pada tahun 776 Sebelum Masehi.
Resep cheesecake mencapai Amerika Serikat dibawa oleh para imigran. Pada 1872, saat berniat membuat keju Prancis yang disebut Neufchatel, William Lawrence secara tak sengaja menemukan sebuah proses yang menghasilkan keju krim.
Keju krim tersebut kemudian didistribusikan dalam kemasan dan akhirnya dikenal sebagai Philadelphia Brand Cream Cheese.
3. Macaron
Macaron adalah kue berbentuk bulat kecil, aneka warna, renyah di luar, namun bagian tengahnya terdapat krim lembut yang lumer di mulut.
Meski baru belakangan populer di Indonesia, sejarah macaron bisa dilacak sejak Abad ke-16. Kala itu, perempuan Italia Catherine de' Medici mempopulerkan versi awalnya di Prancis.
Namun, sejarah bagaimana macaron menjadi populer bukan kisah bahagia.
Pada 1792, selama Revolusi Prancis, dua biarawati yang kemudian dikenal sebagai 'Macaron Sisters' menjual kudapan manis itu demi bertahan hidup.
Resep macaron pun terus berkembang dari versi awal. Pada 1830, di Paris, para pembuat kue mulai menyatukan dua bulatan kue tersebut, dan menyatukannya dengan selai atau isian lain -- itu adalah versi yang kita kenal saat ini.
Para koki saat ini masih bereksperimen dengan kombinasi rasa dan isian macaron.
Advertisement
4. Macaroon
Macaroon tak sama dengan macaron. Penampakan dan rasanya juga jauh berbeda. Meski, asal usulnya punya keterkaitan dan namanya berasal dari Bahasa Italia, ammaccare yang berarti garing.
Macaroon adalah kue kering dari kelapa yang dipanggang hingga warnanya keemasan. Teksturnya sangat renyah di bagian luar, namun lembut di bagian dalam. Asalnya dari biara Italia sekitar Abad ke-8 dan ke-9.
Saat ini kue kering semacam itu terkenal dengan nama Amaretti.
Pada tahun 1890-an, para koki mengganti pasta almond dengan kelapa parut. Sebab, kue kering dari almond ternyata terlalu rapuh dalam proses pengiriman.
Kue kering tersebut juga populer di kalangan kaum Yahudi, bedanya macaroon versi mereka dibuat tanpa terigu dan tidak beragi, yang biasanya disajikan saat Passover.
5. Sorbet
Sorbet adalah kudapan dingin yang teksturnya seperti serbuk es. Pada tahun 3000 SM, peradaban kuno sudah mulai memberikan rasa pada es yang diserut.
Diyakini, hal itu dimulai di Asia. Es serut atau sorbet kala itu disajikan hanya untuk kaisar dan raja.
Alexander Agung konon suka makan salju yang diguyur madu. Sementara, Kaisar Romawi Nero punya pelari khusus yang ditugaskan mengambil salju yang kemudian dicampur jus manis dan buah-buahan.
Kala itu di Romawi, tak mudah untuk mendapatkan es atau salju. Tak semua orang mampu membayar pembantu atau pelari untuk mengambilnya. Karena itulah, sorbet jadi hidangan yang mewah dan mahal.
Baru pada Abad ke-20, sorbet, juga es krim, tersedia dalam jumlah besar. Semua orang, dari segala kalangan bisa menikmatinya.
Saksikan juga video menarik berikut ini:Â
Advertisement