Sukses

PBB: Ethiopia Berada di Ambang Situasi Mengerikan

Kekurangan gizi telah membayangi Ethiopia atas kekhawatiran habisnya pasokan bantuan pangan darurat pada akhir Juni.

Liputan6.com, Addis Ababa - PBB memperingatkan bahwa Ethiopia akan kehabisan pasokan bantuan pangan darurat bagi 7,8 juta warganya yang terkena dampak kekeringan pada akhir bulan ini.

Kelompok kemanusiaan dan pemerintah Ethiopia telah meminta bantuan, namun dikhawatirkan para pendonor tak dapat memenuhinya mengingat adanya krisis lain di seluruh dunia.

Kelaparan yang melanda Nigeria timur laut, Sudan Selatan, Yaman dan Somalia dijuluki sebagai krisis kemanusiaan terburuk yang dihadapi dunia sejak 1945 oleh PBB pada bulan Maret. Di lain sisi, Ethiopia saat ini juga harus berjuang menghadapi krisis menyusul adanya kekeringan.

Meski pemerintah lebih baik dalam mengatasi kekeringan daripada tahun-tahun sebelumnya, namun mereka masih belum memiliki dana untuk mengatasinya sendiri.

Pemerintah telah mengalokasikan tambahan dana sebesar US$ 381 juta selama dua tahun terakhir, namun tidak dapat mempertahankannya untuk tahun ketiga.

Menurut John Aylieff dari World Food Programme PBB, hal tersebut membuat Ethiopia masuk ke dalam situasi 'mengerikan'.

"Kami akan kehabisan makanan secara nasional pada akhir Juni," kata Aylieff pada 9 Juni lalu.

"Itu berarti 7,8 juta orang yang membutuhkan bantuan pangan di Ethiopia akan melihat bahwa pendistribusian akan terputus tiba-tiba pada akhir Juni."

Hal serupa juga diungkapkan John Graham dari Save the Children. "Setelah makanan habis, kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Tanpa makanan pokok, Anda akan mengalami masalah kekurangan gizi parah..."

"Anak-anak akan mengalami kekurangan gizi parah, dan di sanalah terjadi situasi yang sangat berbahaya," ujar Graham.

Video Terkini