Liputan6.com, Doha - Krisis Teluk yang melibatkan Qatar dan Arab Saudi cs belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Kendati diisolasi, Qatar menegaskan akan mengizinkan warga dari negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengannya tetap tinggal di wilayah negaranya.
Sebuah pernyataan yang dilansir media pemerintah Qatar menyatakan Doha "tidak akan mengambil tindakan apa pun terhadap warga yang berasal dari negara-negara yang memutuskan hubungan diplomatik atau menurunkan perwakilan representasi diplomatik dengan Qatar." Demikian seperti Liputan6.com kutip dari Al Araby, Senin (12/6/2017).
Dalam pernyataan itu disebutkan pula, Qatar bertindak sesuai dengan keyakinan dan prinsipnya yang teguh.
Advertisement
Sementara itu, kebijakan pemutusan hubungan diplomatik dan blokade udara dan laut yang diambil Saudi cs dinilai akan memengaruhi lebih dari 11.000 warga negara-negara Teluk.
Baca Juga
Atas dasar tuduhan mendukung ekstremisme dan terorisme, Arab Saudi, Bahrain, Mesir, Uni Emirat Arab, Mauritius, Mauritania, Yaman, Libya, dan Maladewa memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain bahkan memberlakukan blokade udara dan laut terhadap Qatar dan memerintahkan warga Qatar meninggalkan negara mereka dalam waktu 14 hari sejak pemutusan hubungan diplomatik pada 5 Juni lalu.
Data Komite HAM Nasional Doha menunjukkan, 8.254 warga Saudi bermukim di Qatar. Sementara itu, terdapat 2.349 warga Bahrain yang juga tinggal di negara yang hanya memiliki luas 11.571 kilometer persegi tersebut.
Qatar yang merupakan salah satu pemilik Sovereign Wealth Fund (SWF) terbesar di dunia ini pun menjadi "rumah" bagi 748 warga Uni Emirat Arab.
SWF adalah dana abadi yang dimiliki oleh pemerintah yang diinvestasikan dalam instrumen seperti deposito untuk mendapatkan bunga, saham untuk mendapatkan gain atau dividen, atau instrumen bentuk lain untuk mendapatkan gain atau pendapatan jenis lain.