Liputan6.com, Washington, DC - Gedung Putih membantah klaim yang menyebut bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump ingin menunda kunjungan kenegaraannya ke Inggris. Kini, kantor Kepresidenan AS itu menyebut bahwa Trump tetap akan melawat ke Britania Raya.
Menurut laporan awal, pembatalan itu dilakukan setelah Presiden Trump menelepon Perdana Menteri Inggris Theresa May bahwa ia tak akan melakukan kunjungan kenegaraan hingga rakyat Inggris mendukungnya untuk datang.
Presiden ke-45 AS itu mengatakan ia tak mau datang jika ada protes besar-besaran saat ia datang ke London.
Advertisement
Baca Juga
Namun, seperti yang dikutip dari The Independent (12/6/2017), Gedung Putih membantah bahwa sang presiden ke-45 AS itu membahas tentang isu demonstrasi dalam sambungan telepon dengan PM May.
"Subjek pembicaraan (tentang demonstrasi itu) tak muncul dalam pembicaraan telepon (dengan PM May)," kata Juru Bicara Gedung Putih seperti yang dikutip dari The Independent.
Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Inggris tetap memastikan bahwa rencana kunjungan presiden ke-45 AS ke Britania Raya tidak akan mengalami perubahan. Sang presiden dipastikan tetap akan melawat ke Inggris.
"Sang Ratu telah memperpanjang masa undangan Presiden Trump ke Inggris dan tidak ada perubahan rencana," jelas juru bicara Kantor Perdana Menteri Inggris.
May mengundang Trump ke Inggris tujuh hari setelah pelantikannya. PMÂ May menjadi pemimpin asing pertama yang mengunjunginya di Gedung Putih.
PM May mengatakan pada sebuah konferensi pers bersama bahwa dirinya telah menyampaikan undangan dari Ratu ke Trump dan istrinya, Melania, untuk melakukan kunjungan kenegaraan di akhir tahun dan "senang bahwa Presiden telah menerima undangan itu".
Namun, pada akhir Januari 2017, warga Inggris menggelar petisi untuk menghentikan rencana kunjungan resmi Presiden Donald Trump ke negara itu. Lebih dari 1 juta warga negeri Ratu Elizabeth II menolak kedatangan pria pemilik Trump Organization itu.
Petisi itu digelar atas reaksi perintah eksekutif Trump yang melarang warga dari tujuh negara mayoritas muslim masuk ke Amerika Serikat (AS). Lalu baru-baru ini, opini pasca-teror London membuat Donald Trump perang retorika dengan Wali Kota Sadiq Khan makin memperkuat keinginan warga Inggris agar Trump tidak datang ke negaranya.
Presiden Trump tidak mengunjungi Inggris dalam lawatan perdananya sebagai orang nomor satu Amerika Serikat. Pada kunjungan perdana, ia memilih untuk mengunjungi Arab Saudi, Israel, dan Vatikan. Dia juga menghadiri pertemuan G-7 Summit di Italia dan KTT NATO di Belgia.
Gedung Putih baru-baru ini mengumumkan bahwa selain ke Inggris, kunjungan Presiden Trump ke luar negeri akan mencakup kunjungan ke Polandia.
Â
Saksikan juga video berikut ini