Liputan6.com, Dallas - Di tengah penerbangan American Airlines, dari Dallas menuju Minneapolis pada Senin 12 Juni 2017, Theresa Hines pergi ke toilet. Dia ada di sana selama dua jam 45 menit.
Seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (14/6/2017), Perempuan 48 tahun itu tak ada di bangkunya, saat pramugari melakukan pengecekan jelang pesawat mendarat di Bandara Internasional Minneapolis-St. Paul.
Baca Juga
Awak kabin pun menemukan keberadaannya di sebuah kamar kecil yang terkunci dari dalam. Pintu toilet diketuk, pramugari berkali-kali memanggilnya. Namun, tak ada respons.
Advertisement
Saat pintu berhasil dibuka dari luar, korban sudah tak bergerak. Lewat pengeras suara, awak kabin meminta bantuan dokter atau perawat yang mungkin ada di dalam pesawat.
Seorang perawat dan seorang dokter menjawab panggilan itu. Defibrillator atau stimulator detak jantung juga dikerahkan. Namun, upaya medis yang diberikan terlalu terlambat.
Korban dilaporkan tewas di dalam pesawat. Versi lain menyebut, ia masih bernyawa, namun upaya medis yang dilakukan di luar kapal terbang tak berhasil.
Perempuan asal Carrollton, Texas diketahui bepergian seorang diri, tanpa pendamping.
Insiden seseorang tak sadarkan diri di dalam pesawat tentu saja mengagetkan para penumpang pesawat. Namun, bukan itu yang membuat mereka murka.
Seperti dikutip dari Minneapolis StarTribune, setelah pesawat mendarat, petugas layanan darurat medis dalam penerbangan (EMT) lantas menghampiri.
Sejumlah penumpang mengklaim melihat petugas melakukan tindakan kasar kepada jasad korban.
Jenazah Theresa Hines diseret melalui lorong kabin, saat masih ramai penumpang di dalamnya. Tak hanya itu, tak ada upaya untuk menutupi kondisinya yang setengah telanjang.
"Seorang wanita yang meninggal di kamar mandi pada penerbangan American Airlines diseret dalam kondisi telanjang dari pinggang ke bawah, melewati penumpang lain," kata saksi mata seperti dikutip dari Daily Mail.
Tubuh korban diseret dalam kondisi wajah menghadap ke atas. Sungguh pemandangan yang menyayat hati.
Seorang penumpang, Art Endress, mengatakan dia duduk sekitar 10 baris di depan kamar mandi -- di mana korban itu ditemukan -- ketika seorang petugas medis darurat (EMT) tiba.
"EMT melakukan tindakan tak semestinya," ujar Endress yang adalah insinyur seismik di Southern Methodist University kepada StarTribune.
Endress juga menambahkan bahwa "pramugari seharusnya melemparkan selimut untuk menutupi", saat tubuh korban diseret melewati sekitar 150 penumpang yang duduk di kursi masing-masing.
Namun, pihak American Airlines membantah kondisi korban setengah telanjang. Theresa Hines, kata mereka, kala itu mengenakan celana dalam dan kaus. Mereka juga menyebutm perempuan itu dibawa menggunakan tandu.
Sementara, Ross Feinstein, juru bicara American Airlines tak rela pihaknya dituduh kecolongan. Ia mengatakan, pramugari tidak selalu mengecek seberapa lama penumpang berada di kamar mandi.
"Jika seorang pramugari mengetahui ada penumpang yang berada dalam waktu lama di toilet, tentu mereka akan memeriksanya dan memastikan orang tersebut baik-baik saja," kata dia.
Saksikan juga video berikut ini: