Sukses

Festival Budaya Indonesia Pertama Digelar di Svetlogorsk Rusia

Separuh dari para penari yang tampil di festival budaya RI ternyata warga negara Rusia yang mencintai Indonesia.

Liputan6.com, Moskow - Svetlogorsk, sebuah kota wisata utama Rusia di tepian laut Baltik yang berjarak sekitar 50 km dari ibu kota Provinsi Kaliningrad, menggelar Festival Budaya Indonesia. Acara tersebut dilangsungkan selama 2 hari pada 9 hingga 10 Juni waktu setempat.

Gamelan Bali milik museum untuk pertama kalinya bergema setelah KBRI Moskow mengirim seorang instruktur alat musik tersebut, untuk melatih 14 siswa Kaliningrad Regional Music College dan Orkes Russian Folk Musical Instrument. Selama 2 hari penonton disuguhi beberapa tarian khas Indonesia seperti tari Merak, Genjring, Rantak, Sekar Pudyastuti, Wigaringtyas dan ditutup dengan joged Gemu Famire yang diikuti dengan antusias oleh pengunjung.

Uniknya, separuh dari para penari tersebut adalah warga negara Rusia yang mencintai Indonesia.

Di hadapan ratusan tamu yang hadir di acara pembukaan, Dubes RI untuk Rusia merangkap Belarus, Wahid Supriyadi menyatakan festival ini adalah realisasi janjinya tahun lalu kepada Svetlana Sivkova, Direktur Jenderal Museum of World Ocean. Saat itu ia mengatakan akan mengirim pelatih gamelan, dan menggelar Festival Budaya Indonesia di kota yang ditempuh selama 2 jam dengan penerbangan dari Moskow.

Sekitar 80% benda-benda seni yang ada di museum itu berasal dari Indonesia, yang didominasi oleh patung Garuda dan tokoh pewayangan dari Bali, patung Asmat, senjata tradisionil, lukisan, wayang dll.

"Melalui festival ini diharapkan hubungan kedua negara khususnya di bidang seni budaya dan hubungan antar masyarakat akan semakin erat lagi," ujar Dubes Wahid seperti dikutip dari Kemlu.go.id, Kamis (14/6/2017).

Seusai sambutan, Dubes Wahid menyerahkan replika kapal Pinisi ukuran 1,2 meter yang khusus didatangkan dari Sulawesi Selatan untuk menambah koleksi museum.

Dubes Wahid juga tampil menghibur penonton dengan menyanyikan 2 lagu ciptaan A. Riyanto "Selamat Bertemu Lagi" dan "Selamat Jalan", diiringi orkestra musik tradisional Rusia provinsi Kaliningrad pimpinan Andrei Stepanenko.

Di sela-sela acara, diputar film promosi "Wonderful Indonesia" yang menampilkan keindahan budaya dan kuliner Indonesia serta destinasi wisata Bali, Sumatra Barat, Jawa Barat, Yogyakarta, dan kota lain di Indonesia. Sementara TV display di dalam museum terus menampilkan aneka foto dokumenter hubungan diplomatik Indonesia - Rusia.

Film hitam putih kunjungan PM Uni Soviet Nikita Kruschev, serta Presiden Sukarno ke pulau Bali tahun 1960 produksi Arsip Nasional RI juga turut diputar.

Di hari kedua festival, selain pertunjukan seni budaya juga ditampilkan demo masak kuliner Indonesia, dialog interaktif, kursus kilat bahasa Indonesia dan pertunjukan seni budaya.

Demo Memasak

Istri Dubes Wahid, Murgiyati Supriyadi juga unjuk kebolehan dengan memasak nasi dan mi goreng, bakwan udang dan pisang aroma. Semua masakan ludes disantap pengunjung segera setelah selesai dimasak, dan bahkan krupuk pun disikat habis. Inilah pertama kalinya mereka menyantap masakan Indonesia.

Demo masak juga dilanjutkan oleh para chef restoran Yakitori. Diharapkan menu-menu Indonesia tadi dapat diperkenalkan di restoran yang menjual masakan Asia tersebut.

Dialog interaktif dihadiri sekitar 70 orang yang berasal dari siswa kelas 10 "School of Young Diplomat" yang merupakan Sekolah Kejuruan "Y.A, Gagarin" dari kota Kaliningrad serta mahasiswa dan masyarakat setempat.

Dubes Wahid menjelaskan sejarah, perkembangan dan prospek hubungan bilateral Indonesia dan Rusia. Berbagai pertanyaan diajukan peserta seperti situasi keamanan di Indonesia, agama, ekspor Indonesia ke Rusia, dan sebagainya. Ia juga menunjukan tingginya minat masyarakat setempat mengetahui lebih dalam tentang informasi terkait Tanah Air.

Acara juga dimeriahkan dengan kuis mengenai Indonesia. Pemenangnya disediakan bermacam-macam hadiah seperti teh, kopi, scarf, jam tangan kayu dan cinderamata Indonesia lainnya.

Pada penutupan kegiatan, kejutan disampaikan seorang tamu bernama Ivan Bakrymov, ketua lembaga kemasyarakatan "Pamyat Pokolenia" (The Memory of Generation). Ia menyerahkan sebuah hadiah berupa akordion antik buatan Rusia yang telah berusia 70 tahun kepada Dubes Wahid.

"Atas nama masyarakat Svetlogorsk khususnya dan Kaliningrad umumnya, saya serahkan alat musik ini sebagai wujud penghormatan kami kepada Bapak Dubes yang tadi telah menghibur kami semua," ujar Ivan Bakrymov disambut tepuk meriah pengunjung.

Direktur Jenderal Museum of World Ocean Svetlana Sivkova di penghujung acara juga menyatakan kegembiraannya, atas penyelenggaraan Festival Budaya Indonesia, dan berharap acara ini dapat diselenggarakan setiap tahun.

"Walaupun kota kecil, setiap tahun sekitar 1,5 juta wisatawan berkunjung ke Svetlogorsk dan Kaliningrad, dan sekitar 200 ribu di antara mereka mengunjungi museum kami" ujar Svetlana.

Bersama 10 staf museum, Svetlana juga merencanakan untuk berkunjung ke Indonesia dalam rangka information tour, untuk mengenal lebih dekat budaya aneka suku di Indonesia serta penjajakan kerjasama dengan museum kelautan di Indonesia.