Liputan6.com, Washington, DC - Lapangan tempat latihan baseball yang digelar Partai Republik di Alexandria, Washington DC jadi lahan pembantaian. Kala itu, Rabu pagi 14 Juni 2017, seorang pria menghujani tembakan ke arah kerumunan.
Dalam insiden itu, salah satu politikus Partai Republik, Steve Scalise, tertembak. Ia terkena peluru di bagian pinggang. Dua anggota polisi Capitol Hill juga diterjang timah panas.
Saksi mata yang juga politisi Partai Republik, Mo Brooks mengaku berada di dek ketika latihan baseball berlangsung.
Advertisement
"Senapan yang ia gunakan semi-otomatis," kata Brooks. "Lalu, ditembakkan ke sejumlah orang berbeda. Bayangkan saja, semua yang ada di lapangan tunggang-langgang."
Dikutip dari BBC, pada Kamis (15/6/2017) tak berapa lama kepolisian Alexandria datang ke lokasi. Terjadi tembak-menembak antara pelaku dengan pihak aparat.
Menurut polisi, pihaknya berhasil menembak mati pelaku yang kemudian diketahui bernama James T Hodgkinson. Ia diketahui warga Illinois, Chicago.
Presiden AS Donald Trump mendeskripsikan serangan itu brutal.
"Kita mungkin memiliki perbedaan pandangan, tapi bukankah itu biasa? Tapi perlu diingat, bahwa mereka yang melayani negara ini berada di sini, di Washington, di atas semua itu, mereka (para politikus) mencintai negeri ini," kata Trump.
Trump juga menyebut Scalis --yang tertembak di pinggang dan dalam kondisi serius setelah pembedahan-- adalah seorang patriot dan pejuang. Selain Scalis, ada  tiga politikus Republik yang terluka.
Pelaku James T Hodgkinson adalah pria berusia 66 tahun dari Belleville, Illinois. Istrinya kepada ABC News mengaku suaminya pindah ke Virginia dua bulan lalu.
Akun Facebook Hodgkinson memperlihatkan dia anti-Republikan dan anti-Trump.
Pria 66 tahun itu disebut-sebut pernah bergabung secara sukarela dalam kampanye mantan capres dari Partai Demokrat, Bernie Sanders. Hodgkinson memiliki sejumlah catatan kriminal seperti pelanggaran lalu lintas dan tuduhan melakukan tindak kekerasan.
Anggota Kongres asal Ohio, Brand Wenstrup mengatakan, serangan itu terjadi selama 10 menit.
"Ia punya banyak...banyak sekali peluru," kata Wenstrup.
Menurut mantan tentara AS yang pernah bertugas di Irak, pelaku sengaja menargetkan para politikus dari Partai Republik.
Â
Â
Saksikan video insiden penembakan tersebut berikut ini:Â