Liputan6.com, San Fransisco - Tak lama setelah penembakan di AS, tepatnya di Alexandria pada Rabu, 14 Juni 2017 waktu setempat, insiden serupa terjadi di San Fransisco. Di sana seorang pria bersenjata menewaskan tiga orang di sebuah fasilitas pengiriman barang milik UPS.
"Pelaku lalu bunuh diri. Tersangka meletakkan moncong pistol ke kepalanya dan melepaskan tembakan. Tak ada baku tembak selama konfrontasi," tutur Asisten Kepala Polisi, Toney Chaplin, seperti dikutip dari CNN, Kamis (15/7/2017).
"Dua orang lainnya yang ditembak selamat. Pria bersenjata itu lalu menembak dirinya sendiri ketika berhadapan dengan polisi," ujarnya.
Advertisement
Sejauh ini pihak kepolisian belum merilis nama pelaku maupun korban.
Petugas menanggapi laporan ada penembak sekitar pukul 08.55 waktu setempat di UPS Customer Center, beberapa blok arah timur dari Franklin Square. Perusahaan pengiriman barang itu mempekerjakan 350 orang.
"Saat petugas tiba, tersangka masih berada di dalam gedung. Kemudian tim tambahan menyerbu ke dalam dan menemukan pria itu bersenjata pistol," ujar asisten kepala polisi itu.
Menurut Kevin Wood yang mengambil gambar insiden dari rumahnya di seberang jalan, karyawan di fasilitas UPS San Francisco kemudian diminta untuk meletakkan tangan di atas kepala saat meninggalkan gedung.
Juru bicara UPS, Steve Gaut, merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa enam karyawan terdampak langsung insiden penembakan, tapi perusahaan tidak dapat memberikan identifikasi apa pun sampai penyelidikan polisi selesai.
Asisten Kepala Polisi Toney Chaplin mengatakan pelaku penembakan itu mengenakan seragam UPS. Namun demikian, penyidik ​​belum mengkonfirmasi apakah dia salah satu karyawan. Sejauh ini juga tak diketahui apakah ia telah membuat target para korbannya.
Chaplin menyebut tidak ada indikasi penembakan itu terkait teror. Motifnya pun belum dapat dipastikan. "Lima orang lainnya terluka, mungkin selama evakuasi," jelasnya.
Sejauh ini polisi telah selesai mencari para korban. Pihak berwenang telah mewawancarai semua saksi dan berbicara dengan keluarga korban, lalu menyelidiki penembakan di fasilitas UPSÂ tersebut.
Penembak Salah Satu Karyawan UPS?
Seorang wanita bernama Michelle, yang merahasiakan nama belakangnya, mengaku tengah berjalan untuk bekerja di seberang jalan dari fasilitas UPS ketika ia melihat beberapa karyawan di sana berjalan menyusuri jalan. Mereka menyuruhnya terus berjalan berjalan karena telah terjadi penembakan. Ia pun berlari sejauh satu blok dengan para pekerja.
"Saya bingung. Mereka menyeberangi jalan dan ketika berpapasan mengatakan, 'Lari ada penembak,' jadi saya mulai berlari dengan mereka," katanya.
"Beberapa dari mereka mengatakan itu adalah sopir yang perusahaan yang memiliki pistol dan melepaskan tembakan. Saya merasa berduka atas korban luka dan senang dengan tim UPS yang selamat."
Saksi mata lainnya, Antonio Salic, yang bekerja di sebuah rumah di seberang gedung UPS, mengaku mendengar suara tembakan.
"Aku mengintip keluar jendela. Melihat orang-orang keluar (bangunan), dan mereka terluka. Banyak orang-orang berlari," ujar Salic.
Pekerja konstruksi juga melihat orang-orang di atap dengan tangan di atas kepala, membiarkan polisi tahu mereka tidak bersenjata.
"Polisi mendekat dan mereka dibawa ke tempat yang aman," kata Salic.
Melalui sebuah pernyataan, pihak UPS mengatakan perusahaan belum tahun kondisi para korban luka yang dibawa ke rumah sakit.
"Perusahaan merasa sedih dan sangat prihatin kepada para karyawan yang terdampak penembakan, anggota keluarga dan masyarakat sekitar," tulis pihak UPS.
Berdasarkan pantauan udara, terlihat puluhan polisi mengarahkan pekerja berseragam cokelat keluar dari gedung. Tak lama kemudian sebuah kendaraan taktis tiba di lokasi penembakan tersebut.
Lokasi penembakan berada di daerah Potrero Hill, tak jauh dari pasar Whole Foods dan tempat pembuatan bir yang membuat minuman Anchor Steam Beer. Sejauh ini warga diminta untuk menghindari area tersebut, karena petugas tengah melakukan penyelidikan.