Liputan6.com, Singapura - Cucu Bapak Bangsa Singapura Lee Kuan Yew, Li Hongyi, menanggapi perselisihan yang terjadi di keluarga besarnya. Namanya ikut disebut-sebut dalam sengketa soal rumah warisan yang beralamat di 38, Oxley Road.Â
Gara-gara itu, ayahnya yang juga Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, tak rukun dengan dua saudara kandungnya, Lee Wei Ling dan Lee Hsien Yang.
Kedua adiknya itu bahkan menuding, PM Singapura sengaja mempertahankan rumah itu karena memendam ambisi politik untuk putranya pada masa depan.
Advertisement
Padahal, sebelum wafat, Lee Kuan Yew berwasiat, ia ingin bungalow tua itu dihancurkan saja.Â
"Saya tidak tertarik terjun ke dunia politik," kata Hongyi di laman Facebooknya, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (16/6/2017).
Li Hongyi, yang kini berusia 30 tahun adalah seorang pegawai negeri. Ia menjabat sebagai wakil direktur badan layanan data pemerintah atau Government Digital Services Data Science Division.
Ia menuntut ilmu di Anglo-Chinese School dan Raffles Junior College.
Pada 2006 Li Hongyi memenangi beasiswa yang menyandang nama kakeknya, Lee Kuan Yew Award for Mathematics and Science yang membawanya kuliah di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika Serikat.
Lulus dari MIT, ia sempat bekerja di Google selama dua tahun hingga akhirnya kembali ke Singapura untuk melaksanakan kewajiban untuk mengabdi selama enam tahun di tanah airnya.
Li Hongyi adalah anak ketiga. PM Lee sebelumnya punya dua keturunan, seorang putri bernama Li Xiuqi dan putranya Li Yipeng--dari perkawinan pertamanya.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara, PM Lee Hsien Loong sempat mengatakan, ia tak ingin anak-anaknya masuk politik.Â
Perselisihan keluarga besar Lee Kuan Yew mengemuka ke publik.  Lee Wei Ling dan Lee Hsien Yang memuat pernyataan terbuka lewat laman Facebook.
Dalam pernyataan enam lembar yang diberi judul, "What has happened to Lee Kuan Yew’s values?", mereka mempermasalahkan "keengganan" PM Singapura untuk melaksanakan wasiat sang ayah: menghancurkan rumah 38 Oxley Road.
Mereka mengaku khawatir, PM Lee Hsien Loong akan menggunakan lembaga negara untuk mencegah penghancuran itu.
"Lee Kuan Yew menjelaskan di depan umum maupun secara pribadi, bahwa ia ingin agar rumah di 38 Oxley Road segera dihancurkan setelah beliau meninggal dunia," demikian cuplikan pernyataan keduanya, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Mereka juga menuduh, PM Lee dan istrinya memendam ambisi politik untuk putra mereka, Li Hongyi.
"Kami adalah warga negara biasa yang tak punya ambisi politik. Kami tak mendapatkan apa pun dari penghancuran rumah 38 Oxley Road, selain memenuhi kewajiban kami untuk menghormati wasiat ayah."
Â