Liputan6.com, Sabratha - Otoritas Libya dilaporkan mencegat 906 pengungsi di lepas pantai Sabratha, Libya bagian barat. Upaya ratusan migran menyeberang ke wilayah Eropa berhasil digagalkan oleh petugas yang tengah berjaga saat itu.
Dikutip dari laman PressTv, Sabtu (17/6/2017), juru bicara Angkatan Laut Libya Kolonel Ayoub Qassim mengatakan, pasukan penjaga pantai berhasil mengamankan pengungsi yang di antaranya 92 wanita dan 25 anak-anak.
Operasi penangkapan itu terjadi pada Jumat 16 Juni 2017 di kawasan Laut Mediterania, yang berjarak tujuh kilometer dari Pantai Sabratha.
Advertisement
Baca Juga
Qassim juga mengatakan, demi mencegat perjalanan itu, pihaknya melubangi salah satu perahu karet yang dinaiki oleh para pengungsi. Tak hanya perahu karet, sebuah perahu besar tak bermesin yang terbuat dari kayu juga mereka tangkap.
Pihaknya pun menyatakan para pengungsi berasal dari wilayah Afrika, Arab dan juga Asia.
Insiden ini terjadi karena kondisi Libya yang tak aman untuk dihuni. Diduga konflik berkepanjangan sejak tahun 2011-lah yang menjadi pemicu utamanya. Negara tersebut telah menjadi tempat utama bagi para migran yang ingin melakukan keberangkatan ke Eropa.
Karena kondisi tersebut, banyak pihak tak bertanggung jawab yang memanfaatkan situasi. Beberapa oknum bahkan mengirim ribuan migran melalui kawasan laut tengah menuju Eropa.
Hal itu mengakibatkan banyak migran tewas akibat kapal yang mereka tumpangi tenggelam akibat muatan berlebih. Tak sedikit pula para pengungsi yang ditangkap oleh kapal-kapal Eropa karena memasuki kawasan perairan internasional secara ilegal.
Sementara itu, Badan Migrasi Internasional menyatakan 80 persen dari total 60.000 pengungsi telah menginjakkan kakinya di wilayah Italia melalui Laut Mediterania. Data menunjukkan lebih dari 1.500 pengungsi telah kehilangan nyawa saat melintasi laut lepas.
Dalam beberapa tahun terakhir, organisasi tersebut mencatat Libya telah melayani puluhan ribu pengungsi tak berdokumen resmi yang ingin masuk wilayah Eropa melalui jalur laut.
Hingga kini Eropa masih menghadapi permasalahan migran gelap yang sebagian besar berasal dari zona konflik. Seperti Afrika Utara dan Timur Tengah terutama pengungsi asal Suriah.
Saksikan juga video berikut ini: