Sukses

Menanti Konfirmasi Kematian Pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa Abu Bakr al-Baghdadi tewas dalam serangan Negeri Beruang Merah itu pada akhir Mei.

Liputan6.com, Moskow - Pihak Rusia mengklaim telah membunuh pemimpin ISIS yang disebut-sebut Abu Bakr al-Baghdadi pada Jumat 16 Juni 2017, dalam serangan udara yang menargetkan pertemuan para pemimpin kelompok militan tersebut di luar wilayah kekuasaan de facto grup itu di Suriah. Hal itu kabarnya menjadi pukulan bagi kelompok ekstremis yang mempertahankan kedudukannya di Suriah dan Irak.

Meski demikian, juru bicara koalisi anti-ISIS yang dipimpin AS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa 13 Juni, bahwa ia tak bisa mengonfirmasi klaim Rusia itu.

"Ada beberapa klaim semacam ini yang terbukti palsu di masa lalu, dan kita telah melihat tidak ada bukti definitif bahwa laporan kali ini benar," kata juru bicara koalisi anti-ISIS yang dipimpin AS, Kolonel Angkatan Darat Amerika, Ryan Dillon seperti dikutip dari Chicago Tribune, Sabtu (17/6/2017).

Menurut pemberitaan, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa Abu Bakr al-Baghdadi tewas dalam serangan Negeri Beruang Merah itu pada akhir Mei. Komandan senior ISIS lainnya juga dilaporkan menjadi korban.

Kendati demikian, informasi tentang kematian Baghdadi masih diverifikasi melalui berbagai saluran.

"Saya tidak bisa mengonfirmasi 100 persen dari informasi itu," komentar Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov yang ditanya terkait klaim tersebut pada konferensi pers di Moskow.

Melalui Facebook yang dikutip dari Associated Press, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa mereka tengah melakukan pemeriksaan informasi terkait tewasnya Baghdadi dalam serangan di pinggiran Raqqa di Suriah yang diluncurkan setelah Rusia menerima kabar dari intelijen tentang pertemuan para pemimpin ISIS.

"Pada 28 Mei, setelah drone digunakan untuk mengonfirmasi informasi tentang tempat dan waktu pertemuan para pemimpin ISIS, pukul 00.35-00.45, angkatan udara Rusia melancarkan serangan pada titik yang sudah diperintahkan yang merupakan tempat para pemimpin berada," kata Kementerian Pertahanan Rusia melalui pernyataannya.

"Menurut informasi yang sekarang sedang diperiksa melalui berbagai saluran, juga hadir dalam pertemuan itu adalah pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, yang dikabarkan tewas pasca-serangan," kata kementerian itu.

Abu Bakr Al Baghdadi Tak Berada di Lokasi Serangan?

Namun, seorang kolonel di layanan keamanan nasional Irak mengatakan Baghdadi diduga kuat tak berada di Raqqa pada saat serangan akhir Mei. "Salah satu asistennya kemungkinan yang tewas, bukan Baghdadi sendiri," jelasnya.

Menurut kolonel itu, Baghdadi diyakini beroperasi sangat hati-hati di daerah perbatasan antara Irak dan Suriah dengan bantuan segelintir orang dekatnya. Selain itu ia juga menghindari menggunakan peralatan telekomunikasi untuk mencegah terpantau.

Pejabat intelijen Irak lainnya mengatakan Rusia tidak berbagi informasi dengan pihak berwenang Irak untuk membuktikan kematian Baghdadi. Irak pun memeriksa laporan tersebut dan akan mengumumkan kematiannya jika menerima "konfirmasi pasti".

Hoshiyar Zebari selaku mantan menteri luar negeri Irak yang sekarang menjadi penasihat senior pemerintah wilayah otonomi Kurdi, juga mengatakan tak ada konfirmasi kematian Baghdadi.

Sejauh ini dari pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia soal serangan itu hanya diyakini membunuh beberapa pemimpin senior ISIS lainnya selain Baghdadi, serta sekitar 30 komandan lapangan dan hingga 300 body guard mereka.

"Para pemimpin ISIS berkumpul di pusat komando di pinggiran selatan Raqqa, untuk membahas kemungkinan rute untuk mundur dari kota. Amerika Serikat diberitahu terlebih dahulu tentang tempat dan waktu pemogokan" kata militer Rusia dalam pernyataannya.

Sejumlah laporan kematian Baghdadi sudah ada sejak lama, tapi informasi itu tak benar. Pemimpin ISIS itu bahkan merilis sebuah audio pada 3 November 2017, mendesak para pengikutnya untuk terus berjuang di Mosul.

Laporan terbaru kematian Baghdadi muncul ketika ISIS mengalami kemunduran besar, kehilangan wilayah kekuasaannya. Mosul di Irak dan Raqqa, Suriah digempur serangan udara oleh koalisi pimpinan AS.

 

 

Saksikan juga video berikut ini: