Liputan6.com, New York - Korea Utara menuding pihak berwenang Amerika Serikat menggunakan kekerasan fisik dan mencuri sejumlah barang dari delegasi diplomatiknya yang hendak berangkat dari Bandara John F. Kennedy, New York.
Seperti Liputan6.com kutip dari Deutsche Welle, Senin (19/6/2017) kantor berita resmi Korut (KCNA) menyebut peristiwa tersebut sebagai 'tindakan provokasi legal dan keji'.
Baca Juga
Menurut pemerintah Korut, sejumlah diplomatnya tengah dalam perjalanan pulang setelah mereka menghadiri Konferensi Negara-Negara Pihak Konvensi Hak Penyandang Cacat pada 16 Juni lalu.
Advertisement
Kementerian Luar Negeri Korut menyebut, para diplomatnya "dirampok secara harfiah" oleh aparat keamanan di mana sejumlah barang mereka diambil.
"Ketika para diplomat menolak keras, mereka mengambil paket diplomatik dengan menggunakan kekerasan fisik...Ini jelas menunjukkan bahwa AS kejam dan negara gangster tanpa hukum," demikian keterangan pihak Kementerian Luar Negeri Korut.
Terkait peristiwa ini, pihak Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengonfirmasi bahwa sejumlah barang memang telah diambil. Namun menurut mereka, orang-orang tersebut bukanlah anggota misi Korut untuk PBB karenanya mereka tidak memiliki kekebalan diplomatik.
Ketegangan antara AS-Korut dinilai meningkat sejak Donald Trump berkuasa pada Januari lalu. Tiga hari sebelumnya, Pyongyang membebaskan seorang mahasiswa AS dalam keadaan koma setelah yang bersangkutan mendekam 15 bulan di penjara Korut.
Pemuda bernama Otto Warmbier itu didakwa tuduhan spionase setelah ia mencoba mencuri poster propaganda saat berkunjung ke negeri pimpinan Kim Jong-un tersebut.
Â
Simak video menarik berikut ini: