Sukses

Nasi Liwet dan Cireng, Menu Buka Puasa Dubes Inggris di Kota Tua

Duta Besar Inggris Moazzam Malik berbuka puasa di Kota Tua. Menunya, nasi liwet dan gorengan.

Liputan6.com, Jakarta - Menjalankan puasa pada bulan suci Ramadan menjadi kewajiban bagi seluruh umat muslim. Termasuk pula Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik.

Sudah tiga Ramadan dijalani Moazzam di Tanah Air. Banyak pengalaman menarik ia temui.

Di Ramadan ini, salah satu kegiatan yang dilakukan Moazzam adalah ngabuburit sembari berbincang bersama Liputan6 SCTV di kawasan Kota Tua Jakarta.

Moazzam pada kesempatan tersebut, menceritakan mengenai perkembangan Islam di negara asalnya. Islam memang masih minoritas di sana, tetapi jumlahnya tak bisa dibilang sedikit.

"Di Inggris hampir 3 juta warga Inggris beragama Islam itu kira-kira 5 persen, misalnya di ibu kota London, hampir 10 persen, kota kedua terbesar Birmingham hampir 30 persen, ada 200 lebih masjid yang dibangun di Birmingham," sebut Moazzam.

Yang menarik, di negaranya, umat Islam tidak berasal dari satu kelompok saja. Namun, datang dari banyak negara dan latar belakang berbeda.

"Umat muslim di Inggris sangat beragam, ada kelompok dari Pakistan, Afghanistan, Bangladesh, Somalia, dari Timur Tengah Yaman dan ada kelompok kecil dari Indonesia juga jadi tradisi buka puasa tergantung negara asalnya," ucap dia.

Sembari berbincang, ternyata waktu berbuka semakin dekat. Moazzam pun diajak untuk berbuka dengan gorengan.

Tak disangka, menu khas ini sangat disukai Moazzam. Tahu, cireng, bakwan, dan risol dipilihnya sebagai makanan pembuka seusai menahan lapar dan haus selama kurang lebih 13 jam.

"Tempe, bakwan, saya suka bakwan, risol boleh bisa dicoba. Jangan lupa cabe rawit. Saya suka cabe rawit," kata dia.

Setelah berbuka dengan gorengan, Moazzam kembali menikmati lezatnya makanan nusantara. Ia bersama istri berbuka dengan nasi liwet.

Secentong nasi dalam bakul diletakkan di atas meja beralas daun pisang. Makannya pun pakai tangan. 

Itu bukan kali pertamanya Dubes Inggris makan pakai tangan, tetapi menuang makanan di atas meja beralas daun jadi pengalaman baru. "Saat kecil saya sering makan satu piring dengan orangtua," kata dia. 

Usai azan berkumandang dan setelah menyantap gorengan dan meminum teh, Moazzam menyantap menu utama nasi liwet yang dihidangkan di atas daun pisang dan disertai lauk-pauk menggugah selera seperti gurame goreng, sayur asem, ayam goreng, dan banyak lagi.

Makan telah selesai, perut pun sudah terisi. Sebelum meninggalkan Kota Tua, Moazzam menyampaikan pesan Ramadan bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Saya kira pesan saya, saya bukan seorang ulama atau ustaz. Tapi untuk saya untuk menjaga kesejahteraan dan perdamaian kerukunan kita semua, kita harus kerja keras dan kerja bersama, ini kesejahteraan, perdamaian tak bisa hanya kelompok muslim untuk kelompok muslim atau negara Barat atau negara besar kita harus bekerja sama," paparnya.