Liputan6.com, New York - Remaja Amerika Serikat kelahiran Kenya, Halima Aden (19), terpilih sebagai cover sebuah majalah untuk bulan Juli. Penampilannya, menjadikan Aden sebagai ikon wajah baru Muslim AS di dunia fashion.
Aden yang masih berusia 19 tahun, sebenarnya berasal dari Somalia. Perang membuat keluarganya kabur ke Kenya dan tinggal di tempat penampungan. Di situlah ia dilahirkan.
Baca Juga
Dikutip dari Daily Sabah pada Kamis (22/6/2017), keluarga Aden berhasil pindah dan mendapat suaka ke Minnesota saat perempuan kulit hitam itu berusia 7 tahun.
Advertisement
Aden mengatakan, meski samar ingatannya, tapi kamp pengungsi mengajarkannya nilai toleransi dan menerima perbedaan.
"Ada warga dari Somalia, Sudan, dan Ethiopia dalam satu kamp dengan kondisi yang luar biasa keras," kata Aden kepada Allure.
Setelah melamar suaka pengungsi ke AS, Aden dan sang ibu tinggal di St. Cloud, Minnesota, kota dengan populasi 65.000 penduduk.
Di musim panas setelah lulus SMA, Aden mengikuti kontes kecantikan Miss Minnesota USA yang memberikan beasiswa kepada pemenangnya.
Panitia menerima aplikasinya, tapi ada kesulitan yang harus dihadapinya. Ia harus melenggak-lenggok dengan bikini di satu sesi penjurian.
Aden, dibesarkan sebagai muslim dan jelas bikini bukan baju yang tepat baginya. Ia menggunakan hijab dan baju longgar tiap harinya.
Saat itu, Aden minta izin dapatkah ia menggunakan burkini sebagai ganti bikini.
"Untungnya, diperbolehkan," kenang Aden.
Meski tak lolos sebagai pemenang, debut Aden sebagai model terjadi saat fashion show Kanye West di New York. Dengan segera, kecantikannya menarik perhatian. Di atas catwalk ia tetap menggunakan jilbabnya.
Penampilannya saat itu terjadi hanya satu bulan setelah pemilihan presiden AS yang memenangkan Donald Trump. Saat itu masih hangat-hangatnya kampanye miliarder nyentrik yang membuat citra Islam begitu negatif di AS.
Meski demikian, Aden menjadi model kulit hitam dengan hijab pertama yang ditangani agen model ternama, IMG.
Terpilihnya Aden sebagai model cover untuk bulan Juli di majalah Allure telah dilihat sebagai langkah besar dalam presentasi positif umat Islam di media Amerika Serikat.
Dalam Twitternya, Aden menulis, "dari kamp pengungsi hingga jadi model sampul @Allure_Magazine. Terima kasih atas kesempatan seumur hidup ini! Saya sangat bersyukur!"
Kesuksesan Aden hadir dalam konteks meningkatnya minat di pasar mode Muslim. Banyak perusahaan mencoba memasuki pasar yang menghabiskan US$ 230 miliar untuk pakaian pada tahun 2014. Angka itu merupakan 11 persen dari total pasar dunia.