Liputan6.com, Sydney - Sekolah Islam terbesar di Australia, Malek Fahd Islamic School di Sydney, menyatakan pihaknya mungkin harus berhenti beroperasi dalam dua minggu mendatang jika bantuan dana pemerintah federal dan negara bagian tidak dipulihkan.
Sekolah ini memiliki beberapa kampus, termasuk yang terbesar di Greenacre. Jumlah muridnya mencapai lebih dari 2.400 orang.
Dikutip dari Australian Plus pada Kamis (22/6/2017), ketua dewan pengelola sekolah, Dr John Bennett mengatakan, telah mengirimkan surat kepada otoritas pendidikan pekan lalu tentang kemungkinan penutupan sekolah tersebut.
Advertisement
"Sekolah masih sanggup membayar kewajibannya namun, tidak dapat beroperasi di catur wulan ketiga kecuali dana tertunda dari Commonwealth dan dana yang ditangguhkan dari negara bagian dipulihkan," kata Dr Bennett kepada ABC.
Menteri Pendidikan Australia Simon Birmingham tahun lalu menarik sekitar 19 juta dolar Australia dana tahunan setelah timbul masalah kesalahan pengelolaan keuangan, terutama pada pihak yayasan, Federation of Islamic Council (AFIC) Australia.
AFIC diduga telah menggunakan sebagian dana tersebut, yang dibayarkan melalui pengaturan sewa sekolah demi mendapatkan keuntungan.
Keputusan pemerintah itu digugat pada bulan Januari namun, sekolah tersebut kalah di Pengadilan Banding Administratif.
Ketika itu, sekolah tersebut menyatakan bahwa dana Commonwealth akan berlanjut untuk jangka pendek, sambil menunggu keputusan banding Pengadilan Federal.
"Sekolah telah menerima total 3,2 juta dolar Australia dana pemerintah federal untuk bulan Februari dan Maret namun, sekarang pemerintah menghentikan pembayaran," kata Dr Bennett.
"Baik Commonwealth maupun negara bagian telah membayarkan uang sekolah di awal tahun. Baru pada bulan April, Commonwealth memutuskan menunda pembayaran lebih lanjut," katanya.
Kehabisan Waktu
Dr Bennet mengatakan 5 juta dolar Australia dalam bentuk dana tahunan Pemerintah Negara Bagian baru-baru ini juga ditangguhkan. Selain itu pemerintah juga menginginkan sejumlah dana dikembalikan karena sekolah tersebut telah beroperasi untuk mendapatkan keuntungan pada tahun 2014 dan 2015.
"Mereka memberitahu bahwa uang yang dibayarkan ke sekolah pada tahun-tahun tersebut harus dikembalikan," kata Dr Bennett.
"Dan jumlahnya sekitar 11,5 juta dolar Australia. Sekolah ini tidak dalam posisi mengembalikan uang tersebut," tambahnya.
Dr Bennett mengatakan bahwa kekhawatiran yang dipermasalahkan telah ditangani oleh pengelola baru di sekolah itu.
"Dewan telah bekerja sangat keras untuk memenuhi semua persyaratan dan memastikannya beroperasi dengan benar," katanya.
"Tapi kami perlu melakukan diskusi yang benar dengan Commonwealth dan negara bagian untuk mengetahui apa yang menjadi keprihatinan mereka dan apa yang dapat kami lakukan mengenai hal itu. Namun, waktunya hampir habis," katanya.
Surat pemberitahuan telah dikirim ke orangtua murid pekan lalu.
Isinya memperingatkan bahwa sekolah mungkin akan ditutup dan orang tua telah mendapat pengarahan tentang situasi di sekolah.