Sukses

Ratusan Gempa Guncang Yellowstone, Pertanda Apa?

Risiko meletusnya supervolcano di Yellowstone memang rendah, tapi ilmuwan prediksi gunung itu akan meledak lagi di masa depan.

Liputan6.com, Utah - Supervolcano atau gunung super di Taman Nasional Yellowstone mengalami gempa hingga lebih dari 400 kali semenjak 12 Juni 2017. Meski demikian, para peneliti mengatakan tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Dalam pernyataan kepada Star Valley Independent, para ilmuwan dari University of Utah, yang memonitor gunung itu, mengatakan rangkaian gempa Yellowstone adalah hal biasa.

"Memang, ini adalah jumlah gempa tertinggi di Yellowstone dalam satu minggu semenjak lima tahun terakhir. Namun, ini masih lebih sedikit dibanding gempa sejenis yang terjadi pada 2002, 2004, 2008, dan 2010," kata para ilmuwan seperti dikutip dari News.com.au pada Kamis (22/6/2017).

Gempa terbesar di gunung super itu terekam pada 15 Juni 2016. Saat itu, kekuatannya mencapai 4,5 Skala Richter. Saat itu juga telah ada lindu sebanyak 464 kali semenjak 12 Juni.

"Gempa beruntun umum terjadi di Yellowstone dan rata-rata sekitar 50 persen dari total aktivitas seismik di wilayah Yellowstone," kata University of Utah Seismograph Stations (UUSS) dalam sebuah pernyataan di situsnya.

"UUSS akan terus memantau kawanan ini dan akan memberikan update seperlunya."

Meskipun para ahli di US Geological Survey (USGS) mengatakan bahwa risiko ledakan supervolcano Yellowstone cukup rendah (probabilitasnya adalah satu dari 730.000), gunung berapi  itu mungkin akan meletus lagi di masa depan.

Ada tiga besar di mana letusan membentuk kaldera di Yellowstone dalam 2,1 juta tahun terakhir, yang terakhir terjadi 640.000 tahun yang lalu.

Sejak itu, telah terjadi sejumlah letusan yang lebih kecil, dengan yang terakhir memancarkan lava riolit, menyebabkan Dataran Tinggi Pitchstone meningkat sekitar 70.000 tahun yang lalu, UUSS menulis di situsnya.

 

Saksikan video menarik tentang Yellowstone berikut ini: