Liputan6.com, Jakarta - Ketika Perang Dingin memanas di tahun 1950-an, pemerintah Amerika Serikat merancang sebuah strategi rahasia, jika sewaktu-waktu Uni Soviet melancarkan serangan nuklir.
Strategi rahasia itu dirancang untuk memastikan agar pemerintahan Negeri Paman Sam tetap berjalan, meski perang yang melibatkan bom atom melanda kedua negara.
Salah satu persiapan rahasia itu adalah pembangunan lusinan bunker bawah tanah. Bunker itu berfungsi sebagai tempat berlindung pejabat pemerintah tingkat tinggi dari bahaya.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, sejumlah bunker rahasia tersebut dilengkapi sejumlah fasilitas canggih. Misalnya, struktur bangunan anti-nuklir, jaringan komputer terintegrasi dengan satelit global, dan fasilitas mewah sekelas hotel bintang 5. Bahkan, beberapa di antaranya layak disebut sebagai 'Gedung Putih cadangan' milik pemerintah AS.
Meski telah dibangun sejak era-Perang Dingin, beberapa bunker tersebut masih berfungsi dan beroperasi dengan baik. Dan mungkin saja, salah satunya dapat digunakan untuk Presiden Donald Trump, untuk berindung dari serangan nuklir Korea Utara, atau Perang Dunia III.
Persiapan lain yang dirancang adalah adalah dengan membentuk program rahasia penyelamatan presiden dari situasi darurat. Misalnya, dengan membuat moda transportasi khusus sebagai mekanisme penyelamatan POTUS (President of the United States).
Dari jumlah yang --mungkin-- mencapai lusinan, berikut 4 bunker dan program penyelamatan 'rahasia' untuk Presiden AS, seperti yang dikutip oleh Liputan6.com dari History.com pada Kamis (29/6/2017).
Saksikan juga video berikut ini
1. The Greenbrier, di White Sulphur Springs, Virginia Barat
Selama beberapa dekade sejak pembangunannya, The Greenbrier merupakan bunker untuk Perang Dingin yang paling ambisius yang dibangun pemerintahan Amerika Serikat.
Lokasi bunker itu tersembunyi di barisan pegunungan Virginia Barat, yang membentang sepanjang 402 kilometer.
Bunker itu memiliki struktur bangunan yang terbuat dari beton tebal yang diperkuat secara mekanikal. Fasilitasnya beragam, salah satunya mencakup ruang pertemuan yang mampu menampung seluruh anggota Kongres dan Senat AS.
Saat dibangun pada 1950-an, bunker itu menyulut rasa penasaran para warga setempat. Masyarakat lokal terheran-heran, melihat pekerja konstruksi di The Greenbrier --yang saat itu dikenal sebagai resor mewah-- menggali kawah dan melapisi tepi lubang dengan tembok beton.
Hingga pada 1992, The Washington Post menyingkap rahasia bunker The Greenbrier. Dan saat ini, bangunan bawah tanah itu terbuka untuk turisme.
"Sebagian pengunjung mungkin tidak tahu, bahwa mereka memasuki sebuah ruangan 'anti-kiamat' yang dulu merupakan milik pemerintah AS," kata Garrett M. Graff, penulis buku 'Raven Rock: The Story of the U.S. Government’s Secret Plan to Save Itself—While the Rest of Us Die'.
Advertisement
2. 'Gedung Putih Mengambang'
Pada 1962, dua kapal khusus Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Northampton (light cruiser class) dan USS Wright (light aircraft carrier), ditetapkan sebagai salah satu opsi destinasi evakuasi presiden AS jika situasi buruk menimpa POTUS. Dua kapal itu dikelola oleh National Emergency Command Post Afloat (NECPA).
Dijuluki sebagai 'Gedung Putih Mengambang' atau 'Gedung Putih di Lautan', kedua kapal itu selalu berada di Samudera Atlantik, mengarungi lautan di Teluk Chesapeake, atau berlayar di penjuru dunia ke manapun POTUS pergi.
Kedua kapal itu mampu menampung seluruh Kepala Staf Gabungan Kepresidenan dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang komunikasi yang dapat beroperasi serupa Situation Room di Gedung Putih.
"Program itu dirancang karena, pada saat itu, AS menilai bahwa Uni Soviet memiliki AL yang lemah, sehingga mereka akan kesulitan untuk menemukan kedua kapal itu di hamparan laut yang luas," ujar Garrett M. Graff.
Akan tetapi, sejak teknologi satelit berkembang, strategi untuk melacak keberadaan kapal menjadi lebih mudah.
"Pada akhirnya, (sejak satelit digunakan), kapal itu tak lagi dapat menyembunyikan presiden dari Uni Soviet," tambah Graff.
Program NECPA dihentikan pada 1970-an. Kedua kapal kemudian dipensiunkan.
3. Pegunungan Cheyenne, Colorado Springs, Colorado
Tidak seperti bangunan bawah tanah lainnya yang dibangun selama Perang Dingin, tidak ada unsur kerahasiaan saat bunker di pegunungan Cheyenne didirikan. 'Benteng di dalam gunung' itu dibangun untuk North American Aerospace Defense Command (NORAD).
NORAD merupakan organisasi bersama Kanada dan Amerika Serikat yang memberikan peringatan, upaya pertahanan kedaulatan, dan pertahanan ruang angkasa kedua negara.
Bunker di dalam gunung Cheyenne itu dibangun sebagai markas komando alternatif untuk NORAD. Bangunan itu difungsikan jika, situasi darurat berskala nasional maupun internasional terjadi --seperti perang atau konflik senjata nuklir-- yang mengakibatkan markas komando pusat NORAD tidak dapat digunakan.
Pada kondisi tertentu, bunker itu juga dapat digunakan sebagai tempat perlindungan untuk VIP pemerintahan AS, seperti POTUS.
Dibangun pada 1961, konstruksi dimulai dengan penggalian ke dalam gunung setinggi 2.743 meter itu. Metode yang digunakan untuk penggalian adalah dengan meledakkan struktur kaki gunung dengan dua ton dinamit per-harinya.
Alhasil, pada 1967, sebuah kompleks komando berupa bunker seluas lima hektar, dengan bangunan tiga tingkat, pintu baja anti ledakan, sebuah waduk air, dan kompartemen bahan bakar sukses di konstruksi di dalam pegunungan Cheyenne.
Advertisement
4. Outpost Mission, Harrisburg, Pennsylvania
Pada 1950-an, program ini dinilai memiliki 'manuver mobilitas tinggi' yang dimiliki oleh kepresidenan Amerika Serikat. Outpost Mission merupakan program pencarian dan penyelamatan yang terdiri dari unit helikopter canggih.
Unit helikopter itu beroperasi jika POTUS mengalami situasi yang mengancam keselamatan nyawa, seperti misalnya perang nuklir.
Masing-masing helikopter dilengkapi dengan lapisan baja yang mampu menangkal dampak ledakan nuklir. Burung besi itu juga dioperasikan pilot andal dan personel SAR kawakan, agar presiden dapat diselamatkan dan dipindah ke lokasi aman.
Namun, program itu dihentikan pada 1970, ketika teknologi misil kendali telah berhasil dikembangkan.
"Akan tetapi, unit serupa masih terus beroperasi hingga kini. Pada 9/11, unit serupa digunakan untuk menyelamatkan Wakil Presiden Dick Cheney dari Gedung Putih," kata Garrett M. Graff, penulis buku 'Raven Rock: The Story of the U.S. Government’s Secret Plan to Save Itself—While the Rest of Us Die'.