Liputan6.com, Ankara - Larangan perangkat elektronik berukuran lebih besar dari telepon genggam pada penerbangan AS dikabarkan akan segera berakhir untuk penerbangan maskapai Turki. CEO Turkish Airlines Bilal Eksi mengatakan bahwa diperkirakan aturan itu akan dicabut pada 5 Juli.
"Kami mengharapkan larangan perangkat elektronik yang diterapkan pada penerbangan Amerika -- dari negara Muslim -- itu akan dicabut pada Rabu 5 Juli," kata Eksi di Twitter Senin 3 Juli malam tanpa memberikan rincian lebih lanjut seperti dikutip dari Arab News, Selasa (4/7/2017).
Sebagai kompensasi terhadap penumpang terkait larangan laptop tersebut, maskapai penerbangan Turkish Airlines kemudian menawarkan laptop kepada wisatawan kelas bisnis pada bulan Mei.
Advertisement
Sebelum Turkish Airlines, pada Minggu 2 Juli, AS telah mencabut larangan serupa untuk penumpang di penerbangan Etihad Airways dari markasnya di Ibu Kota Emirat Arab, Abu Dhabi. Sejak saat itu, maskapai tersebut menjadi yang pertama mendapat keuntungan dari larangan tersebut.
"Keputusan tersebut diambil setelah perusahaan penerbangan menerapkan langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan," kata juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.
Pada awal Juli ini, penerbangan Dubai, Etihad Airways dari Abu Dhabi ke Amerika akhirnya bebas dari aturan tersebut.
Maskapai tersebut mengoperasikan 45 penerbangan per minggu dari Ibu Kota Abu Dhabi ke enam bandara AS. Etihad Airways adalah satu-satunya operator yang mengoperasikan penerbangan ke Amerika dari Bandara Internasional Abu Dhabi.
Pada Maret lalu, Washington melarang semua perangkat elektronik berukuran lebih besar daripada telepon genggam pada penerbangan langsung ke Amerika Serikat dari 10 bandara negara Muslim termasuk di antaranya Turki, Timur Tengah dan Afrika Utara. Dengan larangan itu, penumpang masih dimungkinkan membawa benda tersebut melalui bagasi.
Larangan perangkat elektronik lebih besar dari komputer jinjing itu diberlakukan setelah pejabat intelijen mengetahui upaya para teroris Daesh --sebutan lain ISIS-- menciptakan sebuah bom yang bisa disekresikan di dalam perangkat elektronik seperti laptop.
Dilansir dari BBC pada 21 Maret 2017, larangan elektronik itu mencakup semua perangkat besar seperti laptop, kamera, tablet, pemutar DVD dan permainan elektronik. Kendati demikian, ponsel, dan smartphone masih akan diperbolehkan dalam daftar barang bawaan di bagasi.
Setelah AS mengumumkan larangan laptop, Inggris mengikuti langkah tersebut terhadap penerbangan dari sejumlah negara termasuk Arab Saudi, Yordania, Mesir, Turki dan Tunisia.
Â
Â
Saksikan video menarik berikut ini: