Ini 4 Cara Sederhana Meningkatkan Daya Tarik Seksual Anda

Membantu orang lain biasanya ditujukan untuk memberi manfaat kepada yang membutuhkan, tapi ternyata ada sejumlah manfaat bagi orang yang memberikan pertolongan.

Membantu dapat menjadi inspirasi bagi mood yang baik, mengusir mood buruk, dan meningkatkan kemungkinan bantuan balasan (Kassin, 2011).

Suatu cara kita mendapat manfaat dari menolong orang lain adalah semakin menariknya kita di hadapan pasangan potensial.

Moore dan timnya (2013) mendapati bahwa "tidak mementingkan diri itu seksi", dan perilaku menolong pada pria dan wanita meningkatkan daya tarik mereka sebagai pasangan seksual jangka panjang.

Selain untuk jangka panjang, pria yang gemar menolong juga dipandang lebih menarik untuk perkenalan jangka pendek.

Mengapa kegemaran menolong itu seksi? Para penulis mengajukan dugaan bahwa kegemaran menolong dapat menjadi pertanda adanya gen baik dan juga kemauan untuk berbagi pengasuhan sebagai orangtua atau berbagi sumberdaya.

Dalam penelitian tersebut, individu yang disebut memberikan pertolongan berbelanja bagi tetangga, mengajar anak-anak di sekolah setempat, atau menjadi sukarelawan di panti penampungan kaum tuna wisma secara konsisten dinilai lebih atraktif daripada sesamanya yang berperilaku yang tak berkaitan dengan tolong-menolong.

Penelitian klasik mengungkapkan bahwa suasana familiar (sudah dikenal) menjurus kepada rasa suka, yaitu suatu hal yang dikenal sebagai dampak kebiasaan paparan (mere exposure effect, Zajonc, 1968).

Namun demikian, penelitian baru mengungkapkan bahwa familiaritas tidak selalu dicari-cari dalam berpasangan. Kaum wanita memang lebih suka familiaritas dalam diri pasangan, tapi kaum pria malah lebih menyenangi yang tidak familiar.

Seorang pria menilai seorang wanita sebagai kurang seksi ketika telah melihat fotonya sebelum bertemu langsung (Little dan tim, 2013).

Lalu, mengapa yang asing itu seksi? Para peneliti menafsirkan temuan itu konsisten dengan manfaat evolusioner potensial bagi kaum pria jika berhubungan dengan lebih dari 1 pasangan.

Yang menarik, penelitian baru menunjukkan bahwa kaum wanita, dalam beberapa keadaan, juga lebih menyenangi pasangan pria yang tidak familiar.

Salvatore dan timnya (2017) mengungkapkan bahwa kaum wanita yang sedang dalam masa paling subur dalam siklus menstruasi mereka mendapati bahwa kaum pria dari latar belakang etnis berbeda lebih atraktif baik sebagai pasangan jangka pendek maupun jangka panjang.

Para penulis menduga bahwa orang asing (strangers) seksi karena keinginan mendapat keturunan yang memiliki keragaman genetik atau adanya motivasi bawah sadar untuk menghindari incest karena, ya, ternyata kita secara umum tertarik kepada lawan jenis yang masih kerabat.

Menunjukkan kreativitas dapat meningkatkan daya tarik seksual. Sekali lagi, status kesuburan (fertilitas) seorang wanita mungkin menjadi penentu penting ketertarikan pada kreativitas.

Haselton dan Miller (2006) mendapati bahwa kaum wanita yang berada pada porsi tersubur dalam siklus mereka lebih menyukai kreativitas dibandingkan dengan kekayaan pasangan potensial mereka.

Mengapa kreativitas menarik? Para penulis menduga hal itu menandakan gen yang bagus ataupun kecerdasan. Mereka juga mengajukan dugaan bahwa kreativitas pada kaum wanita juga menarik bagi kaum pria, walaupun kemungkinan itu tidak ditelaah dalam penelitian.

Kreativitas musikal juga mungkin atraktif bagi kaum wanita. Guéguen dan tim (2014) mengungkapkan bahwa kaum pria lebih berkemungkinan mendapatkan nomor telepon wanita untuk diajak kencan ketika pria itu sedang membawa tas gitar daripada ketika membawa tas latihan kebugaran atau tidak membawa apapun.

Sekali lagi, para penulis menduga bahwa bakat musikal dapat menandakan gen yang bagus atau kemampuan intelektual.

Postur tubuh terbuka dapat menyampaikan minat romantis seseorang (Moore, 2010), tapi bisa juga menjadi inspirasi minat romantis dalam orang lain.

Pose yang melebar (mengambil ruang lebih luas daripada luas untuk tubuhnya sendiri) meningkatkan kemungkinan untuk sukses kencan daring (online dating) maupun interaksi kencan kilat, baik pada pria maupun wanita (Vacharkulksemsuk dan tim, 2016).

Mengapa keterbukaan seksi? Postur demikian dapat menandakan sikap dominan, tapi juga kemauan berbagi sumberdaya (Vacharkulksemsuk dan tim, 2016).

Postur itu mungkin juga dikaitkan dengan percaya diri yang dianggap sebagai aspek hakiki daya tarik seksual oleh pria maupun wanita (Smolak dan tim, 2014; Lamb dan tim, 2015).