Sukses

Raja Salman Absen di Ajang KTT G20 Jerman, Ada Apa?

Absennya Raja Salman pada KTT G20 di Jerman tahun ini menjadi pandangan yang tak biasa.

Liputan6.com, Hamburg - Saat ini perhatian dunia tengah terfokus pada pelaksanaan KTT G20 yang berlangsung di Hamburg, Jerman, pada 7-8 Juli 2017. Sejumlah kepala negara juga hadir dalam pertemuan tingkat tinggi ini, termasuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Tak hanya Jokowi, sejumlah kepala negara dunia telah tiba di Jerman. Seperti, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Perdana Menteri Inggris Theresa May.

Namun, hal yang menarik perhatian adalah ketidakhadiran Raja Salman dalam pertemuan tersebut. Banyak kalangan menilai, absennya Raja Salman sebagai sesuatu hal yang tak biasa.

Dikutip dari laman Financial Times, Jumat (7/7/2017), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan, Ibrahim Al-Assaf sebagai Kepala Keuangan Arab Saudi mewakili Raja Salman bin Abdulaziz pada KTT G20 tahun ini.

Kemlu Jerman juga mengatakan bahwa anak dari Raja Salman, Mohammed bin Salman, yang baru saja diangkat sebagai putra mahkota juga tak dapat hadir karena sedang sakit. Tak dijelaskan secara pasti apa yang mengakibatkan Raja Salman absen pada pertemuan kali ini.

Selain pemberitaan Raja Salman, beberapa isu menarik yang juga menguak ke permukaan sebelum berlangsungnya KTT G20 adalah kekisruhan dari para demonstran.

Seperti dilansir ABC News, jelang pembukaan KTT G20, kekisruhan malah terjadi. Akibatnya, dilaporkan, polisi terpaksa menggunakan gas air mata dan semprotan merica untuk membubarkan massa yang menggelar aksi di dekat lokasi pertemuan KTT G20 pada Kamis malam waktu setempat.

Kekisruhan bermula ketika salah satu pengunjuk rasa menyerang polisi dengan melemparkan botol dan batu bata.

Kekisruhan ini terjadi kurang dari satu jam setelah Kanselir Jerman Angela Merkel bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Tembakan gas air mata pun tak terelakkan setelah massa melempar botol dan batu bata serta memecahkan jendela mobil polisi.

Sebuah slogan "Solidaritas tanpa batas dibanding nasionalisme: serang G20" terpampang di dekat lokasi pelaksanaan KTT G20.

Sekelompok demonstran di atap sebuah gedung juga menyalakan kembang api. Polisi mengatakan, demonstrasi mengakibatkan kerusakan sejumlah bangunan, termasuk di antaranya sebuah toko mebel dan bank.

Pendemo menilai, KTT G20 ini dapat dijadikan Merkel sebagai upaya citra dirinya terhadap masyarakat Jerman untuk mendapat simpati agar terpilih dalam putaran pemilu September mendatang.

Kanselir perempuan pertama Jerman itu sebelumnya berjanji untuk mewakili kepentingan Jerman dan Uni Eropa dalam KTT G20.