Sukses

Ditemukan, Bukti Perdana Video 'Budak Seks' Jepang Asal Korea

Adapun rekaman itu ditemukan oleh peneliti yang dibiayai pemerintah Korea Selatan di Seoul National University pada arsip Amerika Serikat.

Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan baru-baru ini menemukan dan merilis bukti perdana rekaman video tentang budak seks atau dikenal sebagai 'comfort women' (jugun ianfu) bagi tentara Jepang saat Perang Dunia II berlangsung.

Video itu direkam oleh tentara Amerika Serikat di China. Adapun rekaman itu ditemukan oleh peneliti yang dibiayai pemerintah Korea Selatan di Seoul National University pada arsip AS.

Dikutip dari BBC pada Senin (10/7/2017), aktivis hak asasi manusia Korsel mengestimasi ada 200 ribu perempuan dipaksa menjadi budak seks tentara Jepang.

Para perempuan itu dipercaya berasal dari Korea, China, Indonesia, Filipina, dan Taiwan.

Hingga kini, satu-satunya bukti yang terekam perempuan yang dipaksa jadi budak seks oleh tentara Jepang selama Perang Dunia II adalah foto-foto dan pengakuan korban selamat.

Para peneliti mengatakan video itu direkam oleh pasukan gabungan AS-China di Provinsi Yunan, Tiongkok. Kawasan itu dahulu pernah dikuasai Jepang.

Menurut tim peneliti, kemungkinan rekaman itu diambil pada tahun 1944. Ada tujuh perempuan Korea yang dibebaskan, dan orang yang berbincang dengan mereka adalah kapten asal China dari Tentara Gabungan Tiongkok-AS.

Berikut rekaman videonya:

Isu perbudakan seks sempat membuat hubungan Korsel dan Jepang renggang. Hal itu dikarenakan minimnya kompensasi dari Tokyo.

Pada tahun 2015, kedua negara mencapai kesepakatan di mana Tokyo secara formal meminta maaf dan setuju memberi uang sebesar 1 miliar yen, atau sekitar US$ 8,3 juta untuk membiayai para korban budak seks.

Meski demikian, isu ini rupanya masih menjadi batu ganjalan bagi hubungan kedua negara. Baru-baru ini Jepang bahkan menarik duta besarya di Korea Selatan untuk sementara -- dipicu insiden patung jugun ianfu yang diletakkan di depan kantor konsulat Jepang di Busan.

Patung senada juga diletakkan di depan kantor konsulat Jepang di Seoul. Tokyo menginginkan dua patung itu untuk dipindahkan.