Liputan6.com, Jakarta - Belalang sembah memiliki postur yang unik. Tubuhnya tegak dengan kaki-kaki depan yang melipat seperti sedang menyembah. Serangga itu juga tampak jinak.
Tapi jangan salah sangka, suatu penelitian baru oleh para ahli zoologi mengungkapkan bahwa belalang sembah telah terdokumentasikan membunuh burung-burung dan menyantap otak mangsanya.
Terdengar mengerikan, seperti kisah-kisah film horor tentang-tentang makhluk pemburu otak. Tapi, perilaku yang terlihat secara global tersebut hanyalah terjadi secara alamiah pada belalang sembah.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari New Scientist pada Selasa (11/7/2017), belalang sembah memang sesekali memangsa hewan vertebrata kecil, termasuk kodok, kadal, dan ular, walaupun makanan biasanya adalah serangga lain.
Tapi baru sekarang lah para peneliti melihat bahwa santapan otak burung juga menjadi hal biasa bagi serangga itu.
Martin Nyffeler dari University of Basel, Swiss, adalah pimpinan tim penelitian. Menurutnya, "Kenyataannya, hal menyantap burung itu tersebar luas, baik secara taksonomi maupun geografi, merupakan temuan yang spektakuler."
Temuan para peneliti telah diterbitkan dalam jurnal The Wilson Journal of Ornithology.
Tim penelitian Nyffeler menelaah literatur ilmiah yang ada dan juga laporan-laporan lain terkait pemangsaan burung oleh belalang sembah. Mereka mendapati bahwa fenomena demikian terdokumentasikan di 13 negara di semua benua kecuali Antartika. Belalang sembah tercatat memangsa 24 spesies burung yang berbeda.
Secara keseluruhan, para peneliti menemukan 147 kasus perilaku itu. Semuanya telah dilaporkan sejak pertama kalinya didokumentasikan pada 1864.
Kebanyakan catatan yang ada melibatkan serangan pada burung kolibri (hummingbird). Burung mungil itu seringkali disergap di kotak umpan di halaman-halaman perumahan.
Berdasarkan lebih dari satu pengamatan, tindakan serangan itu cukup mengerikan, terutama karena belalang sembah diketahui kerap menyantap mangsa mereka hidup-hidup.
"Modus operandi belalang sembah adalah dengan mendekati burung yang selalu mengambang terbalik, dan kemudian menyusup ke dalam tengkorak melalui salah satu mata, lalu menyantap jejaring otak."
Serangan demikian terkadang diakhiri dengan terlepasnya bagian tubuh mangsa. Hal demikian dimungkinkan oleh kaki-kaki depan yang kuat sehingga memungkinkan burung itu menangkap dan bahkan melumpuhkan mangsa.
Dietrich Mebs dari University of Frankfurt, Jerman, mengatakan kepada Newsweek, "Mereka memegang dan menyantap mangsanya selagi hidup, perlahan-lahan hingga tidak ada yang tersisa. Sangat mengesankan."
Perilaku itu cukup mengkhawatirkan para pencinta burung dan juga berpotensi risiko bagi jumlah burung, terutama kolibri.
Nyffeler menjelaskan, "Penelitian kami menunjukkan adanya ancaman oleh belalang sembah terhadap populasi burung. Sehingga harus cermat ketika menyebarkan belalang sembah sebagai pengendali hama."
Di masa lalu, salah satu bentuk pengendalian hama adalah dengan menebarkan belalang sembah.
Luasnya penyebaran perilaku perburuan burung bisa mengejutkan bagi sejumlah ilmuwan, tapi penulis dan pengamat burung bernama Kenn Kaufman dari Indiana mengatakan bahwa, berdasarkan sedikitnya catatan selama ini, kita tidak perlu terlalu khawatir tentang burung kolibri.
Kaufman menjelaskan kepada Sarah Emerson dari Motherboard, "Biarpun perilaku itu sedemikian mengerikan, saya tidak melihatnya sebagai ancaman terhadap penyintasan spesies kolibri, karena tidak terjadi terlalu sering dibandingkan dengan populasi total,"
"Menurut saya, itu sekadar fenomena yang menarik, tapi bukan menjadi kekhawatiran tentang pelestarian."