Liputan6.com, Washington, DC - Ivanka Trump bukan pejabat terpilih, ia juga tak punya rekam jejak sebagai politisi. Baru belakangan pengusaha fashion itu didaulat menjadi penasihat presiden saat ayahnya, Donald Trump, berkuasa di Gedung Putih.
Namun, pada Sabtu 8 Juli 2017, Ivanka muncul dalam diskusi panel (round table discussion) yang membahas soal isu Afrika, kesehatan, dan migrasi di ajang KTT G20 di Hamburg, Jerman.
Advertisement
Baca Juga
Menempati kursi kosong yang ditinggalkan ayahnya, Ivanka duduk di antara para pemimpin dunia, seperti Kanselir Jerman Angela Merkel, PM Inggris Theresa May, dan Presiden China Xi Jinping.
Sejumlah orang menilai, apa yang dilakukannya itu tak pantas. Banjir kritik pun menerjang dari media sosial.
Seperti dikutip dari BBC, Selasa (11/7/2017), menyaksikan putri kesayangannya jadi sasaran kritik, Donald Trump segera membela.
"Saat meninggalkan Ruang Konferensi untuk melakukan pertemuan singkat dengan Jepang dan sejumlah negara lain, aku meminta Ivanka untuk menduduki kursi. Sangat standar. Angela M setuju!" kata Donald Trump dalam akun Twitter pribadinya @realDonaldTrump, Senin 10 Juli 2017.
Sebelumnya, BBC melaporkan, saat Ivanka menduduki kursi Donald Trump, miliarder nyentrik itu sedang melakukan pertemuan dengan Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi.
Masih lewat Twitter, Donald Trump meneruskan pembelaannya untuk Ivanka. Kali ini, ia membawa-bawa nama Chelsea Clinton, putri pasangan Bill dan Hillary Clinton--mantan seterunya di Pilpres AS 2016.
"Jika Chelsea Clinton diminta menduduki kursi untuk ibunya, saat sang ibu sedang menyerahkan negara kita, Fake News akan berseru, CHELSEA FOR PRES!" tulis Donald Trump.
Donald Trump kerap menuding media arus utama di Amerika Serikat sebagai media "fake news".
Sementara itu, Chelsea Clinton, yang usianya baru 12 tahun, saat ayahnya, Bill Clinton disumpah sebagai Presiden AS, segera merespons tudingan Trump.
"Tak akan pernah terpikir oleh ibu atau ayah saya untuk memintaku (menduduki kursi mereka). Apakah Anda akan menyerahkan negara kita? Kuharap tidak."
Tak lama kemudian, Juru Bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, segera mengklarifikasi. Ia mengatakan, apa yang ditulis Donald Trump tak bermaksud untuk menyerang Clinton.
"Namun, untuk menanggapi serangan yang keterlaluan terhadap penasihat senior Gedung Putih," kata dia. "Jika ia (Ivanka) tak punya nama belakang (Trump), tindakannya akan selalu dipuji, bukannya terus-terusan diserang."
Menurut Sarah Huckabee Sanders, warga AS seharusnya bangga terhadap Ivanka Trump.
Bukan kali ini saja Chelsea Clinton menjadi bulan-bulanan Trump dan orang-orang dekatnya.
Sebelumnya, serangkaian kicauan diunggah, yang menuduh keluarga Clinton memiliki hubungan yang "tidak pantas" dengan Rusia.
Beberapa hari kemudian, giliran Chelsea Clinton menuding kepala ahli strategi Gedung Putih Steve Bannon melakukan "fat shaming" terhadap juru bicara kepresidenan Sean Spicer.
Fat shaming adalah sebuah tindakan mengolok-olok fisik seseorang.
Meski persaingan politik keluarga berlangsung sengit, Chelsea Clinton mengaku berteman baik dengan Ivanka, putri Donald Trump.
Saksikan juga video menarik berikut: