Liputan6.com, Jakarta - Seorang Kriminolog, Jay S. Albanese, dalam jurnalnya yang berjudul 'The Causes of Organized Crime' dan dipublikasikan dalam Journal of Contemporary Criminal Justice, menjelaskan bahwa kelompok kejahatan terorganisir (meliputi aktivitas geng dan sindikat kriminal) merupakan sebuah grup rasional yang melakukan serangkaian tindakan kriminal secara berlanjut untuk meraup keuntungan dari berbagai aktivitas ilegal.
Dalam jurnalnya, Albanese menambahkan bahwa, eksistensi keberlanjutan kelompok kejahatan terorganisir dipertahankan lewat sejumlah tindakan, seperti --namun tak terbatas pada-- kesewenang-wenangan terhadap hukum, berbagai bentuk perilaku mengancam, aktivitas monopolistik, serta menyuap anggota lembaga pemerintahan dan sistem peradilan pidana.
Advertisement
Baca Juga
Albanese juga menjelaskan, kelompok kejahatan terorganisir memiliki tujuan yang luas nan variatif, mulai dari meraih kekuasaan atas suatu wilayah tertentu hingga monopoli produksi dan distribusi benda ilegal intrinsik, seperti narkotika.
Spektrum aktivitas kriminal yang luas nan mencakup berbagai tindakan ilegal itulah yang membuat sejumlah geng dan sindikat kriminal di berbagai belahan dunia --seperti kartel narkotika di Amerika Selatan atau jaringan peredaran narkoba di Indonesia salah satunya-- menjadi momok menakutkan.
Karena, tak hanya aktivitas mereka yang jelas-jelas melanggar hukum, kelompok kejahatan terorganisir juga melakukan sejumlah tindakan kriminal sampingan lain yang ditujukan untuk melanggengkan tujuan mereka.
Tak jarang, sejumlah kasus pembunuhan, korupsi, suap, pemerasan, dan lainnya, kadang kala kerap diasosiasikan dengan aktivitas beberapa kelompok kejahatan terorganisir.
Dari berbagai macam kelompok kejahatan terorganisir yang ada, berikut 7 geng dan sindikat kriminal paling menakutkan di dunia, seperti yang Liputan6.com rangkum dari Toptenz.net, Senin (10/7/2017).
Saksikan juga video berikut ini
Â
1. Sun Yee On, Hong Kong
Kelompok itu memiliki jejak sejarah sejak Abad ke-17 yang dikenal dengan sebutan 'the Chinese mafia'. Semula, cikal bakal kelompok itu dibentuk sebagai secret society yang bertujuan untuk mengkudeta Dinasti Qing dan merestorasi Dinasti Ming. Rencana kudeta itu gagal, namun keterikatan di antara masing-masing anggota tetap lestari.
Pada Abad ke-20, kelompok yang semula tersentralisasi di daratan China itu, mulai memisahkan diri menjadi sejumlah faksi percabangan dan menyebar ke sejumlah wilayah diaspora Tiongkok di Makau, Taiwan, Hong Kong, Kanada, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia.
Kini, kelompok itu telah membentuk 57 percabangan. Dan yang terbesar adalah Sun Yee On, berbasis di Hong Kong dan berdiri pada 1919. Diduga, Sun Yee On kini berjumlah sekitar 60.000 orang yang tersebar di seluruh dunia.
Sun Yee On melakukan berbagai spektrum gang-related activity yang luas, meliputi, mengendalikan jaringan prostitusi, bisnis judi ilegal, serta penyelundupan dan pendistribusian narkotika.
Kelompok itu juga melakukan sejumlah tindakan kriminal sampingan lain yang ditujukan untuk melanggengkan tujuan mereka, meliputi pembunuhan menggunakan pisau sebagai ciri khas anggota Sun Yee On, suap dan pemerasan sejumlah pejabat pemerintah, hingga impor terselubung opium mentah dari Kartel Sinola di Meksiko.
Â
Advertisement
2. D-Company, India
Awalnya, kelompok yang dibentuk dan dikembangkan oleh Dawood Ibrahim muda bersama teman-temannya pada 1976 itu hanya sebatas sebagai geng remaja. Mereka melakukan berbagai bentuk tindakan khas juvenile delinquency hingga aktivitas kriminal kelas teri.
Seiring bertambahnya usia Dawood Cs, pada 1980-an, kelompok tersebut mulai berkembang menjadi geng profesional yang melakukan aktivitas monopolistik di sejumlah wilayah di Bombay, India.
Tak hanya itu, keberhasilan D-Company dalam melumat kelompok saingan, 'the Lala clan', dalam sebuah perang antar geng, membuat Dawood Cs merajai Bombay.
Akan tetapi, akibat rekam jejak kriminal tersebut, Dawood terpaksa meninggalkan India dan pergi ke Dubai. Selama dua dekade kemudian, ia mengelola geng-nya di India dari lokasi pelariannya di Kawasan Teluk Arab.
D-Company melakukan berbagai kejahatan meliputi, bisnis properti ilegal serta ekstorsi di Bombay dan Uni Emirat Arab, pemalsuan uang, penyelundupan dan pendistribusian obat terlarang, serta bisnis jual-beli senjata.
Memasuki periode 1990-an, D-Company bertransformasi menjadi kelompok teroris, setelah mendalangi Pengeboman Bombay 1993. Motif peristiwa teror bom itu dilatarbelakangi oleh sejumlah aksi demo dan kerusuhan 1992 - 1993 di Bombay yang menimbulkan ratusan korban jiwa dari komunitas muslim India.
Pengeboman Bombay 1993 ditandai dengan 12 kali ledakan dalam satu hari pada 12 Maret. Peristiwa itu mengakibatkan 257 orang tewas dan 713 lainnya luka-luka.
Dilaporkan, sejak 2003, Dawood telah meninggalkan Dubai setelah menjadi target pembunuhan dari berbagai kelompok sindikat lain dan buronan aparat penegak hukum pemerintah. Kini, dikabarkan, ia bersembunyi di Karachi, Pakistan.
Â
3. Yamaguchi-gumi, Jepang
Dari setidaknya 21 percabangan dan sub-klan yakuza (padanan lain; gokudo, boryokudan, atau ninkyo dantai), klan Yamaguchi-gumi merupakan level elite di kalangan kelompok kejahatan terorganisir di Jepang.
Didirikan sejak 1915 oleh Harukichi Yamaguchi di Kobe, Jepang, klan yakuza itu memonopoli sejumlah bisnis ilegal serta dalang dari sejumlah tindakan kriminal dan lain di Negeri Sakura.
Kelompok yang kini dipimpin oleh bos ke-6 Kenichi Shinoda itu melakukan berbagai kejahatan meliputi pengelolaan jaringan prostitusi di beberapa distrik seantero Jepang, penyelundupan dan pendistribusian senjata serta narkotika, dan bisnis judi Sumo ilegal.
Yamaguchi-gumi juga melakukan sejumlah tindakan kriminal sampingan lain yang ditujukan untuk melanggengkan tujuan mereka, meliputi ekstorsi, penipuan, pemerasan, pembunuhan dan perilaku kekerasan.
Di puncak kejayaannya pada periode 1980 hingga 2000-an, Yamaguchi-gumi memiliki anggota sekitar 80.000 orang dan beraktivitas secara terang-terangan. Bahkan pemerintah lokal pun nampak sulit dan kewalahan menangani aktivitas ninkyo dantai tersebut. Ditambah lagi, undang-undang yang mengatur tentang gang-related activity pada periode itu belum dilegislasikan.
Namun, sejak 2011, ketika undang-undang yang mengatur tentang gang-related activity telah disahkan, Yamaguchi-gumi dan sejumlah yakuza lain mulai kehilangan tajinya. Ditambah lagi, pada 2015, kelompok yang didirikan oleh Harukichi Yamaguchi itu kehilangan sekitar 3.000 anggotanya yang membentuk boryokudan baru.
Saat ini, anggota Yamaguchi-gumi berkisar 11.500 orang. Akan tetapi, menurut Kriminolog kepakaran yakuza, Yamaguchi-gumi dan beberapa gokudo lain akan mengalami peningkatan kuantitas anggota pada 2020-an, ketika rencana legalisasi bisnis kasino di Jepang mulai terimplementasi.
Â
Advertisement
4. The Albanian Mob, Albania
Pada 1950-an, ketika arus migrasi penduduk Albania - Turki mengalami intensitas kuantitas, rute peredaran dan distribusi heroin dari kedua negara turut terbuka. Hal itu menandai kemunculan sejumlah kartel heroin domestik, yang menjadi bibit berkembangnya sindikat kriminal Albania moderen.
Memasuki 1980-an, sejumlah anggota kartel heroin Albania bermigrasi ke New York, Amerika Serikat. Di sana, mereka bergabung dengan anggota mafia the Gambino family, melakukan sejumlah pekerjaan kotor untuk sindikat tersebut.
Namun, seiring waktu, orang-orang Albania itu mulai membentuk geng sendiri di New York, bernama Rudaj Organization. Bahkan, geng tersebut menyulut konflik dengan the Gambino family, atas sejumlah sengketa wilayah kekuasaan.
Sementara itu, kartel heroin di Albania mulai mengekspansi aktivitas kriminal dan wilayah kekuasaannya. Mereka juga menjalin relasi dengan rekan-rekannya di New York.
Kini, geng Albania telah terbentuk menjadi 15 sub-klan dan beroperasi di berbagai penjuru dunia. Kelompok itu melakukan berbagai spektrum gang-related activity meliputi, penyelundupan dan pendistribusian heroin serta perdagangan manusia. Tak hanya itu geng tersebut diduga turut mencampuri percatutan politik domestik.
Â
5. Mafia 'Ndrangheta, Italia
Ndrangheta dari Calabria merupakan satu dari empat keluarga mafia paling berpengaruh di Italia, selain Cosa Nostra di Sisilia, Camorra di Campania, dan Apulia di Sacra Corona Unita.
Mafia Ndrangheta memiliki cikal bakal sebagai prison gang (geng yang terbentuk dan beraktivitas di dalam penjara) pada 1800-an. Perlahan, pada 1960-an, kelompok itu muncul sebagai salah satu keluarga mafia paling berpengaruh di Italia.
Kemunculan Ndrangheta bermula sebagai kelompok geng penculik demi tebusan uang. Setelah sejumlah aktivitas penculikan, fulus tebusan yang diterima oleh Ndrangheta kemudian dikembangkan untuk aktivitas kriminal lain, yakni peredaran dan pendistribusian kokain.
Kini, mafia yang berbasis di Calabria itu menguasai sekitar 80 persen peredaran dan pendistribusian kokain seantero Eropa. Tak hanya itu, Ndrangheta turut melakukan bisnis ilegal lain, terkecuali prostitusi.
Pada 2013, aktivitas ilegal dan kriminal Ndrangheta telah meraup sekitar US$ 60 miliar, setara dengan 3 persen PDB Italia.
Â
Advertisement
6. Mara Salvatrucha (MS-13), Amerika Serikat
Amerika Serikat memiliki sejarah panjang terkait fenomena geng dan sindikat kriminal. Dan dari berbagai kelompok kejahatan terorganisir yang ada, MS-13 merupakan salah satu geng yang konsisten menjadi momok di AS. Bahkan, Biro Investigasi Federal (FBI) mendedikasikan satuan tugas khusus untuk menumpas geng tersebut.
MS-13 dibentuk pada 1980-an di Los Angeles dari para imigran pengungsi perang saudara yang berasal dari El Salvador. Sejak itu, Mara Salvatrucha berkembang menjadi kelompok kejahatan terorganisir yang beranggotakan sekitar 6.000 hingga 10.000 orang, dan tersebar di seantero AS, serta memiliki percabangan di Kanada, Meksiko, El Salvador, Honduras, dan Guatemala.
Geng tersebut bahkan membentuk identitas sub-kultur khusus sebagaia ciri atau syarat keanggotaan. Seperti, berlatar etnis Latin keturunan El Salvador, Honduras, atau Guatemala, serta memiliki tato identik.
Mara Salvatrucha melakukan berbagai spektrum gang-related activity meliputi penyelundupan dan pendistribusian Napza, perampokan, perdagangan manusia, prostitusi, serta pemerasan.
Keunikan khusus dari MS-13 adalah, geng mereka tidak memiliki struktur hierarki. Pengorganisasian kelompok tersebut dilakukan secara horizontal, menekankan pada prinsip otonomi serta solidaritas anggota. Tak ayal, geng tersebut kerap kali mengalami konflik internal.
Â
7. Kartel Los Zetas, Meksiko
Secara keseluruhan, berkembangnya kartel asal Meksiko dipengaruhi oleh intensnya proses penyelundupan kokain dari Kolombia ke Amerika Serikat pada 1980-an. Aparat penegak hukum AS yang mencurahkan segala fokusnya untuk memberantas kartel Kolombia, melupakan dan membiarkan berkembangnya kartel narkotika di Negeri Aztec.
Pada 1980-an, berkembanglah dua kartel besar Meksiko, Guadalajara dan the Gulf. Akibat konflik internal, tiga petinggi Guadalajara membentuk tiga kartel baru, Sinaloa, Juarez, dan Tijuana.
Konflik internal juga melanda the Gulf, dan sejumlah anggota membentuk sub-kartel baru, yakni Los Zetas.
Awalnya, Los Zetas alias the Z, hanya beranggotakan 34 orang. Namun, meski kuantitas yang kecil, kualitas ke-34 individu itu dinilai sangat mumpuni di kalangan kartel Meksiko. Karena semula, mereka merupakan 'tim pembunuh' untuk kartel the Gulf. Tak hanya itu, ke-34 anggota awal Los Zetas merupakan eks-pasukan elit militer Meksiko.
Pada 2003, anggota Los Zetas bertambah menjadi 300 orang. Dan pada 2010, kartel itu resmi memisahkan diri dari the Gulf.
Pemerintah AS bahkan menyebut the Z sebagai 'kartel Meksiko yang paling maju secara teknologi dan beroperasi dengan canggih serta berbahaya'.
Meski hanya berfokus pada peredaran dan pendistribusian narkoba, yang membuat Los Zetas ditakuti adalah kebrutalan mereka dalam melakukan aktivitas kriminal sampingan untuk melanggengkan operasinya. Seperti, membunuh anggota polisi dan keluarganya, melakukan kekerasan seksual terhadap anggota geng lawan, serta penghilangan sejumlah individu.
Advertisement