Sukses

Isu Tenaga Kerja China Masuk RI, Ini Penjelasan Dubes Tiongkok

China memiliki alasan tersendiri mengapa menyertakan tenaga kerja asal negerinya dalam setiap proyek investasi mereka di luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia dan Kedutaan Besar China di Indonesia menyelenggarakan seminar yang membahas sosialisasi investasi dan ketenagakerjaan. Acara ini dilaksanakan di Jakarta, 17 Juli 2017.

Seminar bertajuk "Kebijakan dan Prosedur Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia" itu dibuka oleh Duta Besar China untuk Indonesia Wang Liping dan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman.

Acara itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan pemerintah kedua negara dalam membahas isu investasi dan penempatan tenaga kerja asing.

Dalam kata sambutannya, Dubes Wang Liping menjelaskan, meski investasi dan pengembangan proyek China di Indonesia mengalami peningkatan, isu ketenagakerjaan--yang merupakan faktor pendukung kelancaran kedua aspek--masih mengalami kendala.

"Indonesia berada di peringkat lima besar sasaran investasi luar negeri China, sehingga membuat penanaman modal dan pengembangan proyek di Indonesia sangat banyak," ujar Duta Besar Wang Liping pada Senin (17/7/2017).

"Namun, ketenagakerjaan masih menjadi isu khusus bagi kedua negara," ucap sang dubes.

Wang Liping menggarisbawahi kesulitan Tiongkok untuk mengirim tenaga kerjanya ke Indonesia. Menurut sang dubes, sejumlah kendala administrasi, birokrasi, dan kebijakan merupakan faktor yang membuat sulitnya mengirim tenaga kerja China ke Indonesia.

Pemerintah China, melalui Dubes Wang Liping, juga menyadari bahwa Indonesia berusaha untuk menekan arus tenaga kerja asing demi memberikan kesempatan bagi tenaga kerja lokal.

"Permasalahannya, masih ada sejumlah tenaga kerja lokal yang belum memenuhi standar kualifikasi dalam sejumlah pembangunan proyek investasi pembangunan China di Indonesia," ujar Wang Liping.

Terkait hal itu, Dubes Wang Liping menjelaskan, Tiongkok bersedia untuk melakukan pengembangan keterampilan bagi tenaga kerja Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Rizal menegaskan pentingnya keseimbangan dan koordinasi dalam hal penanaman modal, penempatan, dan pembinaan tenaga kerja bagi kedua negara. Dan seminar tersebut dapat menjadi sosialisasi mengenai mekanisme prosedur penempatan tenaga kerja asing asal China di Indonesia.

"Kita selama ini menyambut baik investasi China yang semakin penting untuk pengembangan pembangunan untuk Indonesia. Terkait ketenagakerjaan, seminar ini bisa menjadi bentuk sosialisasi untuk China dalam aspek penempatan tenaga kerja asingnya di Indonesia," jelas sang deputi.

Sejumlah proyek, seperti pembangunan transportasi kereta cepat di Jawa, merupakan hasil investasi dari China. Rizal berharap, proyek itu mampu membuka lapangan pekerjaan besar bagi tenaga kerja Indonesia.

"Kita bertujuan, dalam sejumlah proyek investasi asing, tenaga kerja Indonesia bisa terlibat di dalamnya. Investor asing juga dapat melibatkan tenaga kerjanya, namun harus mengikuti prosedur yang ada seperti yg di atur dalam UU Ketenagakerjaan tentang Tenaga Kerja Asing," ujar Rizal.

"Pada aspek itu, kita menyambut baik rencana China yang ingin terlibat dalam peningkatan kualifikasi tenaga kerja Indonesia. Pemerintah kita sendiri pun juga memiliki sejumlah mekanisme peningkatan kualifikasi, agar tenaga kerja kita mampu bersaing dengan tenaga kerja asing," tambahnya.

Sosialisasi yang dikemas seminar itu juga turut dihadiri sejumlah pejabat dari China dan Indonesia. Mereka antara lain, Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan Maruli Hasoloan, Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ronny Sompie, Direktur Wilayah III BKPM Wisnu Soedibjo, Sekjen China Chambers of Commerce Liu Cheng, dan Asdep Kerjasama Ekonomi Aia Kemenko Perekonomian Bobby Siagian.

 

Simak video berikut:

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China