Liputan6.com, Kuala Lumpur - Deputi Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengisyaratkan pemilihan umum Negeri Jiran ke-14 akan dilaksanakan pada tahun ini.
"(September) terlalu cepat, (pemilu) akan digelar pada akhir (bulan) itu," sebut Zahid seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (17/7/2017).
Sebelum Zahid mengeluarkan menyampaikan kabar tersebut, Perdana Menteri Najib Razak menyebut kemungkinan besar pemilu digelar setelah penyelenggaraan SEA Games di Kuala Lumpur pada akhir Agustus ini.
Advertisement
Menghadapi pemilu, Najib yakin Partainya UMNO dan Koalisi pemerintahan Barisan Nasional akan kembali merebut kemenangan dan mempertahankan kekuasaan yang sudah dipegang selama 60 tahun.
"Pemerintahan ini punya rekam jejak selama 60 tahun. UMNO sudah berusia 71 tahun. Kami sudah memimpin dan membawa negara ke tempat yang kami pijak hari ini," ucap Najib.
"Kami punya visi untuk masa depan, visi struktur kepemimpinan yang jelas, hirarki jelas, arahan jelas dan kemampuan yang begitu jelas," sebut Najib.
Baca Juga
Orang nomor satu di pemerintahan tersebut juga menyinggung kelompok oposisi Pakatan Harapan diterpa kabar miring terkait ketidakpastian kepemimpinan.
"Sebagai warga biasa, mengapa Anda memilih mengambil risiko, saat di mana ada UMNO yang punya rekam jejak solid. Memang ada beberapa pihak yang melihat kekurangan dan kelemahan, namun dunia telah menghargai kami karena prestasi membanggakan kami di negara ini," ucap dia.
Di samping itu, jelang pemilu, Najib terang-terangan menantang pemimpin oposisi yang merupakan mantan PM terlama di Malaysia, Mahathir Mohamad.
Tantangan Najib disampaikan terkait sikap Mahathir kepada Anwar Ibrahim. Ia melihat Mahathir tidak konsisten. Sebab, dulunya, eks pemimpin UMNO tersebut lah yang menyebabkan Anwar dibui.
"Ketua Pakatan Harapan Tun Mahathir Mohamad harus menyampaikan sikapnya soal tuduhan yang ia jatuhkan kepada Datuk Seri Anwar Ibrahim yang ia sebut sebagai pemimpin tak punya moral," ucap Najib.
"Rakyat sekarang bertanya apakah tuduhan Mahathir benar atau ia sekarang ingin mengorbankan prinsipnya untuk kepentingan politik. Selama dia tidak menjawab, masyarakat akan berpikir komentar sebelumnya hanya taktik politik dan tidak tulus diucapkan," kata Najib.
Â