Liputan6.com, New York - Beberapa waktu lalu, Korea Utara baru saja memperingati Perang Korea dan acara tahunan bertajuk "Struggle Against US Imperialism Month". Dalam peringatan itu, negara tersebut memamerkan kekuatan persenjataannya.
Namun, tak hanya pamer senjata, dalam rangka perayaan tersebut, Korut mengeluarkan dua perangko khusus anti-Amerika Serikat.
Dikutip dari CNN, Selasa (18/7/2017), perangko khusus itu bergambar moncong nuklir mengarah ke Capitol Hill dan misil AS yang hancur.
Advertisement
Desain perangko-perangko itu dibuat melanjutkan "tradisi"-- yang menggambarkan penghancuran Pyongyang atas musuh-musuhnya.
Baca Juga
Meski demikian, gambar anti-Amerika adalah salah satu dari desain perangko Korea Utara yang unik atau aneh menurut sejumlah orang.
Sebuah katalog online yang diolah pemerintah Korut, Korean Stamp Corporation, memberikan lebih dari 70 kategori desain.
Topik seperti sejarah revolusi dan penghormatan kepada Kamerad Kim Jong-un bersanding dengan propaganda lainnya seperti transportasi, infrastruktur dan inovasi.
Namun, ada pula koleksi yang cukup aneh. Seperti jamur dan catur. Para filateli atau sebutan untuk pengoleksi perangko juga tertarik koleksi desain kucing imut -- yang dianggap menggambarkan Korea Utara ternyata menyukai hal-hal yang lucu.
Menurut kepala Studi Asia di University of British Columbia, Ross King, Pyongyang jelas menargetkan para kolektor perangko.
"Pyongyang membuat industri perangko sebagai sumber pendapatan yang tetap untuk negara," kata King.
"Pesan propaganda perlu, tapi para kolektor tak peduli, yang penting mereka mengoleksi perangko-perangko dari Korut, ini yang ditargetkan oleh Pyongyang," lanjutnya.
"Bahkan, pada 1980-an, negara ini punya daftar koleksi Putri Diana. Mereka pikir warga Inggris akan membelinya," ujar King.
King menduga, Korea Utara "berada di level atas bersama Amerika Serikat" sebagai salah satu otoritas penerbitan perangko paling produktif di dunia.
"AS adalah contoh lain dari sebuah negara yang menggunakan layanan pos untuk menghasilkan banyak uang dari para kolektor," kata King.
"Korea Utara dan Amerika Serikat sangat mirip dalam hal itu."
Sama seperti layanan pos negara Barat, negara tertutup itu juga merancang perangko untuk memperingati prestasi nasional dan acara dunia.
Subjek yang umum termasuk Hotel Ryugyong, struktur berbentuk piramid 105 lantai yang mendominasi cakrawala Pyongyang, dan Piala Dunia 2014 -- yang sejatinya tak diikuti Korut karena gagal babak kualifikasi zona Asia.
Namun, meski nilainya rendah, perangko murah diproduksi dan sangat menguntungkan, demikian menurut kolektor dan penjual prangko asal Belanda, Willem van der Bijl.
"Kebanyakan tidak memiliki nilai pasar yang tinggi," katanya Willem.
"Perangko baru, dalam kondisi mint atau lumayan, dijual seharga sekitar 50 sen (dalam mata uang AS) per perangko -- meskipun itu hanya rata-rata. Tapi mereka hanya mencetak kertas, yang tidak berharga, dan menerima dolar yang berharga," ujar Willem
"Perangko yang menampilkan olahraga dan hewan hanya dibuat untuk menyenangkan kolektor dan mendapatkan mata uang asing," lanjutnya.
Willem adalah orang uang kerap mengunjungi Korea Utara. Namun, ia berhenti setelah pernah ditangkap dan ditahan selama dua minggu. Ia menyukai desain sederhana perangko Korut.
Dia mengklaim memiliki "hampir semua" perangko yang pernah dikeluarkan oleh negara tersebut.
Saksikan video menarik tentang Korea Utara berikut ini:
Mengincar Kolektor China
Namun, kini pasar stempel dunia telah berubah, dan desain Korea Utara berkembang untuk mencerminkan permintaan yang bergeser.
Pada 1980-an, gambar Putri Diana dan bintang tenis Jerman Steffi Graf digunakan untuk menarik kolektor Barat. Dewasa ini, China adalah target utama, menurut King.
"Tidak ada orang di Eropa atau Amerika Utara yang mengumpulkan perangko lagi," katanya.
"Sekarang, perangko Korea Utara mendorong tema China karena mereka tahu bahwa kolektor China membelinya," lanjutnya.
"Ada pergeseran yang jelas terhadap desain yang akan menarik bagi para kolektor di China. Banyak rancangan dalam beberapa tahun terakhir telah merayakan persahabatan Korea Utara-China atau budaya pop dan ikon budaya China," beber King.
King menjelaskan bahwa tren tersebut berasal dari tahun 1990-an, merujuk pada sebuah perangko yang dikeluarkan untuk merayakan serah terima Hong Kong. Desain yang lebih baru termasuk cockerel, menandai The Year of The Rooster atau Tahun Ayam Api.
China diyakini menjadi rumah bagi sekitar 20 juta kolektor perangko, sekitar sepertiga dari total dunia. Namun agen stempel Van der Bijl tidak yakin apakah mereka akan dirayu oleh strategi Pyongyang.
"Saya mengatakan kepada Korea Utara untuk tidak menggunakan tema China," kata Van der Bijl, yang mempertahankan kontak dengan beberapa otoritas desain perangko negara tersebut.
"Pasar kolektor menginginkan perangko yang terkait dengan negara asal pembuatnya. Melalui perangko kita bisa melihat sejarah sebuah negara, saya rasa tidak bijaksana untuk mulai menjadikan negara lain sebagai tema."
Advertisement
Gambaran Sejarah
Meskipun topik AS tak lagi disukai oleh pemerintah Korut dalam hal desain perangko, namun mereka masih menggunakannya selama memperlihatkan hubungan kedua negara. Hal itu dikemukakan oleh Koen de Ceuster, seorang dosen Universitas Leiden yang baru-baru ini membuat database online poster Korea Utara.
"Gambar yang Anda lihat (dalam perangko yang baru dikeluarkan) berbicara mengenai perkembangan terakhir teknologi rudal -- fakta bahwa orang Korea Utara sekarang mengklaim bahwa mereka mengincar Gedung Putih dan mereka dapat mencapai benua Amerika dengan sistem rudal mereka," kata de Ceuster via telepon.
"Propaganda juga sering mengartikan kehadiran Amerika di Korea Selatan sebagai bentuk pendudukan, dan menuntut hengkangnya tentara AS untuk mencapai reunifikasi."
Karya seni Korea Utara secara historis memberi wawasan tentang ketegangan antara Pyongyang dan Washington.
Selama perang Vietnam, perangko dikeluarkan dalam rangka solidaritas dengan negara komunis anti-Amerika itu, sementara sebuah edisi 1969 secara resmi berjudul "Konferensi Wartawan Internasional Melawan Imperialisme AS," memperlihatkan Richard Nixon diserang oleh pena.
Perangko yang menggambarkan USS Pueblo, sebuah kapal mata-mata Amerika yang ditangkap oleh Korea Utara pada 1968, merupakan desain umum lainnya.
Tapi, menurut King, seni bisa meniru kehidupan. Sayangnya tidak banyak bisa membantu meramalkan kejadian sebenarnya di Korea Utara.
"Anda dapat menggunakan citra pos Korea Utara sebagai semacam diagnostik untuk arahan kebijakan, atau untuk mengkonfirmasi kecurigaan tertentu mengenai garis partai, namun sayangnya Anda tidak dapat menggunakannya untuk memprediksi kebijakan mereka," tutup King.