Liputan6.com, New York - Jika manusia terus-menerus menggunakan bahan bakar fosil dan tak mengurangi emisi karbon, dipastikan pemanasan global akan memakan korban. Es abadi di puncak gunung dan dua kutub diperkirakan meleleh.
Seandainya hal itu terjadi, tinggi permukaan laut secara global akan meningkat sekitar 216 kaki atau 65 meter. Kota-kota di tepi samudra seperti Miami, Buenos Aires, dan Kairo diperkirakan tenggelam.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari The Independent pada Kamis (20/7/2017), Business Insider membuat peta animasi yang menunjukkan seperti apa dunia ini jika hal mengerikan itu terjadi. Akankah kiamat menjelang bagi umat manusia?
Tak lama setelah Abad ke-21Â berakhir, ilmuwan iklim mengatakan bahwa bagian-bagian Bumi akan menjadi tidak ramah.
Risiko yang diakibatkan oleh perubahan iklim meliputi kelaparan massal, kekeringan, banjir parah, wabah penyakit, racun di lautan, dan gelombang panas.
Seperti yang David Wallace-Wells sebutkan dalam esainya di New York Magazine baru-baru ini.
Ia mengatakan, para periset memprediksi bahwa jenis bencana akibat perubahan iklim akan memicu perang dan keruntuhan ekonomi permanen.
Melelehnya lapisan es dan gletser yang semakin cepat niscaya meningkatkan permukaan air laut dan mengubah garis pantai dunia.
Miami, bersama dengan seluruh pesisir timur, dipastikan berada di bawah air jika semua es dunia meleleh.
Eropa akan kehilangan London, Venesia, dan Belanda--yang daratannya berada di bawah permukaan laut.Â
Air akan menelan seluruh Bangladesh yang kini ditinggali oleh 160 juta penduduk serta Kolkata, kota di India yang berpopulasi 4,6 juta orang.
Sementara itu, limpasan air dari Delta Sungai Mekong akan menenggelamkan Pegunungan Kardamom di Kamboja. Puncaknya yang tertinggal menjelma jadi pulau.
Australia akan kehilangan banyak jalur pantai, di mana sekitar 80 persen penduduknya tinggal. Sementara, kota metropolis Shanghai di China akan tinggal nama karena tenggelam di dasar Laut China Timur.
Nun jauh di Amerika Selatan, basin Sungai Amazon dan Paraguay akan menghilang. Akibatnya, Buenos Aires dan sebagian besar Kota Paraguay rusak parah.
Dibandingkan benua lainnya, Afrika akan kehilangan sebagian besar wilayahnya.
Apalagi ditambah dengan gelombang panas yang tinggi membuat sebagian besar kawasan itu tak bisa ditinggali makhluk hidup.
Ada lebih dari lima juta mil kubik es di Bumi. Diperlukan lebih dari 5.000 tahun untuk melelehkan semuanya, demikian menurut beberapa ilmuwan.
Namun, pada generasi selanjutnya, beberapa kota mungkin tidak ada lagi jika negara-negara tak mengurangi emisi karbon secara substansial.
Â
Saksikan video menarik berikut ini: