Liputan6.com, Washington D.C - Sekretaris Pers Gedung Putih Sean Spicer memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisinya. Keputusan tersebut diambil karena ketidaksetujuannya terhadap kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dikutip dari laman BBC, Sabtu (22/7/2017), Presiden Trump memutuskan untuk memilih Anthony Scramucci sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih. Secara lantang, Spicer mengutarakan ketidaksetujuannya dengan pengangkatan Sarantocci yang ia anggap sebagai kesalahan besar.
Pencarian dan penetapan Direktur Komunikasi Gedung Putih itu dimulai setelah Mike Dubke mengundurkan diri dari jabatannya. Dubke mengundurkan diri pada Mei 2017.
Advertisement
Baca Juga
Mundurnya Spicer dari jabatan sekretaris pers gedung putih yang otomatis pula menjadikannya Juru Bicara Donald Trump juga disampaikannya dalam cuitan di akun Twitter.
"Merupakan sebuah kehormatan dan keistimewaan bagi saya bisa melayani @POTUS @realDonaldTrump dan negeri yang hebat ini. Saya akan tetap bekerja hingga Agustus," tulis Spicer lewat akun Twitter-nya.
Selama ini, Spincer telah melakukan tugasnya dengan baik sebagai sekretaris pers maupun direktur komunikasi, pasca-mundurnya Dubke dari kursi jabatan. Hanya saja, Spincer kerap mengutarakan pernyataan kontroversial sehingga membuat citra Trump menjadi buruk.
Sementara itu, sosok Scaramucci dikenal tak memiliki pengalaman dalam segi komunikasi. Sebelum menduduki posisinya, Scaramucci adalah wakil presiden senior di Bank Ekspor-Impor sebuah agen AS yang menjamin pinjaman bagi pembeli asing dari ekspor Amerika Serikat.
Setelah mengundurkan diri, posisi Spicer akan diisi wakil sekretaris pers, Sarah Huckabee Sanders.
Mundurnya Spicer menandai adanya ketegangan yang terjadi dalam pemerintahan Trump. Hal ini disinyalir akan mengakibatkan agenda dan kinerja legislatif yang terhambat. Apalagi negara tersebut tengah disibukkan dengan investigasi terkait skandal Rusia.
Sosok Spicer juga dikenal sebagai sekutu dekat dengan kepala staf Gedung Putih, Reince Priebus. Dengan mundurnya Spicer dari jabatan akan memperlemah posisi Priebus dan hubungannya antara pihak Gedung Putih dan kubu Republik.
Â
Â
Saksikan juga video berikut ini: