Liputan6.com, Islamabad - Kelompok Taliban Pakistan (Tehreek-i-Taliban Pakistan) merilis edisi pertama majalah yang dikhususkan untuk target pembaca perempuan. Majalah itu rilis untuk pertama kali pada Selasa, 1 Agustus 2017.
Diduga, tujuan Taliban Pakistan merilis majalah itu bermaksud propaganda, yakni untuk meyakinkan para target pembaca, khususnya perempuan, agar bergabung atau menjadi simpatisan kelompok militan tersebut. Demikian seperti yang dilansir dari Daily Star, Rabu (2/8/2017).
Majalah itu bernama Sunnat E Khaula atau dalam terjemahan bebas berarti 'The Way of Khaula'. Kata Khaula merujuk kepada pengikut perempuan pada tahap awal masa kenabian Muhammad.
Advertisement
Baca Juga
Sampul majalah edisi pionir berbahasa Inggris itu mencantumkan gambar seorang perempuan berkerudung dengan mengenakan pakaian tertutup dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Terkait konten, majalah itu berisi sejumlah tulisan yang bersifat propaganda. Narasi yang dibangun dalam konten tersebut berupaya untuk membujuk para perempuan untuk bergabung dalam aktivitas radikal-ekstrem bertendensi teror.
Pada bagian editorial pembuka misalnya, majalah itu mengimbau agar para kaum hawa bergabung bersama kelompok militan dan ikut mengangkat senjata.
"Kami ingin memprovokasi para perempuan untuk maju dan bergabung dalam barisan mujahidin," demikian bunyi editorial pembuka majalah tersebut, yang mencakup kolom saran untuk calon militan wanita.
"Aturlah pertemuan rahasia di rumah dan ajaklah para saudari jihad yang berpikiran sama. Bagikan literatur yang merefleksikan kewajiban jihad, atur kelas pelatihan fisik untuk para saudari. Pelajari cara mengoperasikan senjata sederhana. Pelajari penggunaan granat," tambah kolom tersebut.
Sementara itu, dalam halaman lain, edisi pertama majalah itu turut berisi wawancara terhadap istri pemimpin Taliban Pakistan, yang mengupas kehidupan berumah tangganya sejak menikah dengan Fazlullah Khorasani, bos Tahreek-i-Taliban Pakistan. Menurut keterangan wawancara, si perempuan itu telah menikah pada usia 14 tahun.
"Saya bertanya-tanya mengapa kini banyak yang memprotes tentang pernikahan di bawah umur. Kita harus pahami bahwa anak laki-laki dan perempuan yang dibiarkan terlalu lama tidak menikah akan memicu kehancuran moral bagi mereka dan masyarakat," kata si istri Khorasani menjelaskan kepada pewawancara.
Kolom lain menceritakan tentang kisah seorang dokter perempuan Pakistan yang menjelaskan keputusannya untuk menghindari pendidikan Barat dan memeluk Islam. Artikel itu berjudul "Perjalanan saya dari ketidaktahuan ke panduan".
Pada puncak pengaruhnya, Taliban Pakistan secara teratur merilis publikasi dalam bahasa Urdu dan Inggris, dengan harapan bisa menarik anggota dan simpatisan baru ke barisannya. Kelompok militan itu juga sempat aktif di Facebook dan Twitter, tapi kini sebagian besar halaman media sosialnya sekarang telah ditutup.
Militer Pakistan melancarkan serangan terhadap kelompok militan yang bersarang di bagian barat laut negara itu pada akhir 2014. Pemicunya disebabkan peristiwa penyerangan Taliban Pakistan terhadap sebuah sekolah militer yang membunuh lebih dari 150 orang, kebanyakan anak-anak.
Keamanan di kawasan sejak saat itu membaik, meski Tahreek-i-Taliban Pakistan terus melakukan serangan sporadis, termasuk pada bulan lalu di sebuah pasar di Lahore yang menewaskan 26 orang.
Saksikan juga video berikut:
Â