Liputan6.com, Seoul - Kurang dari sepekan pasca-Korea Utara melakukan tes rudal antarbenua (ICBM) teranyarnya, tetangga mereka, Korea Selatan, dikabarkan melaksanakan uji coba misil.
Uji coba misil yang dilakukan Korea Selatan itu diduga sebagai bentuk unjuk gigi demi mengantisipasi ancaman rudal tetangga di Utara.
Dalam sebuah rilis rekaman video yang menunjukkan latihan militer dan uji coba persenjataan bersama dengan Amerika Serikat, misil Negeri Ginseng itu secara akurat sukses menghancurkan target. Demikian seperti yang dilansir dari Daily Mail, Kamis (8/3/2017).
Advertisement
Baca Juga
Uji coba misil bernama Hyunmoo II itu digadang-gadang sebagai komponen kunci untuk mengantisipasi kemungkinan serangan rudal Korea Utara, demikian menurut Juru Bicara Kepresidenan Korea Selatan.
Tes Hyunmoo II itu dirancang sebagai sebuah simulasi operasi penyerangan terhadap target bungker bawah tanah. Rekaman video juga menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi dari misil Hyunmoo II. Roket berhulu ledak itu tepat mengenai titik pusat sasaran bungker.
Setelah tepat menyentuh sasaran, misil itu kemudian sukses melakukan penetrasi ke bawah tanah serta membuat bungker yang menjadi target terbakar dan meledak.
Simulasi itu dilakukan kurang dari 24 jam setelah Angkatan Udara Amerika Serikat dilaporkan melakukan uji coba peluncuran misil balistik antar-benua (ICBM) di California, tepi barat AS, pada Rabu pagi waktu setempat. Tes peluncuran misil tak berhulu ledak itu dikabarkan sukses.
Misil jenis LGM-30 Minuteman III diluncurkan pada 02.10 pagi waktu setempat di North Vandenberg Air Force Base, Lompoc, California. Demikian seperti yang dilansir dari ABC News, Rabu 12 Agustus kemarin.
"Meski bukan sebagai respons terhadap aksi Korea Utara, uji coba itu menunjukkan bahwa persenjataan AS efektif dan siap untuk membalas serta mempertahankan AS beserta sekutunya dari berbagai bentuk serangan," jelas sebuah rilis resmi dari US Air Force.
Kedua tes yang terjadi dalam waktu berdekatan itu dilakukan kurang dari sepekan pasca-uji coba ICBM Hwasong-14 Korea Utara pada Jumat pekan lalu dan seakan menunjukkan bahwa seluruh peristiwa saling bertautan satu sama lain.
Apalagi, pada uji coba Jumat pekan lalu, Pyongyang mengklaim bahwa Hwasong-14 mampu mencapai setidaknya kawasan tepi Barat daratan AS, seperti Alaska atau California.
"Kami tidak berniat untuk meruntuhkan Korut. Namun, jika mereka terus menunjukkan ancaman, kami akan merespons hal itu. Mereka juga harus memahami bahwa kami bersedia untuk melakukan dialog," ujar Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson pada kesempatan dan waktu yang terpisah.
"Akan tetapi, dialog itu tidak akan terlaksana, jika persenjataan misil dan nuklir mereka masih ada," ia menambahkan.
Rudal Made in Korsel
Pada Sabtu 29 Juli 2017, pemerintah Korea Selatan mengumumkan tengah berdiskusi dengan Amerika Serikat, guna membahas potensi dan kemungkinan bagi Negeri Ginseng untuk memproduksi misil berdaya ledak besar milik sendiri. Gagasan itu ditujukan untuk menghadapi ancaman rudal Korea Utara yang dianggap semakin nyata bagi AS - Korsel.
"Kita harus aktif mempertimbangkan segala kemungkinan untuk memanfaatkan kekuatan militer kita untuk menghadapi ancaman Korea Utara," kata Presiden Moon Jae-in dalam sebuah rapat darurat dewan keamanan nasional yang membahas isu rudal Korut, Sabtu 29 Juli 2017, sehari pasca-tes rudal Hwasong-4 Pyongyang.
Penasihat keamanan nasional Korea Selatan, Chung Eui-yong dikabarkan menelepon Penasihat keamanan Gedung Putih HR McMaster pada Sabtu pagi waktu Seoul. Sambungan telepon itu ditujukan sebagai langkah negosiasi Korsel agar AS dan sekutunya mengizinkan Negeri Ginseng memproduksi misil berdaya ledak besar.
Menurut laporan, McMaster menyetujui proposal yang diajukan oleh Chung Eui-yong. Diprediksi, Negeri Paman Sam akan mendistribusikan pasokan bahan baku untuk memproduksi misil ke Negeri Ginseng dalam waktu dekat.
Â