Liputan6.com, Washington DC - Batik dari Nusantara mulai merambah Amerika Serikat (AS). Sejumlah bintang Hollywood seperti Jessica Alba, Heidi Klum, dan Reese Witherspoon beberapa kali terlihat mengenakan batik.
Baca Juga
Warga AS nyatanya bukan cuma senang mengenakan batik. Belakangan ini banyak yang tertarik mempelajari cara pembuatannya.
Advertisement
Keterangan tersebut disampaikan oleh penggiat budaya sekaligus pengajar batik di AS, Wita Salim. "Banyak sekali orang Amerika yang ingin belajar (mengenai) batik," papar penggiat budaya sekaligus pengajar batik, Wita Salim seperti dikutip dari VoA Indonesia, Sabtu (5/8/2017).
Wita menyebut bukan cuma mengajar cara pembuatan. Dirinya merasa perlu memberi tahu warga AS yang ingin belajar batik arti dan filosofi di balik beragam motif itu.
"Saya mengajarkan kepada (orang Amerika), bagaimana sih di Indonesia, kenapa batik itu penting? Karena beberapa desain itu kan untuk ceremony tertentu ya, mulai dari nikah, kemudian (dimiliki) ibu yang sudah tua, atau mungkin perempuan yang lagi hamil. Itu yang banyak orang enggak tahu. Nah, karena (orang Amerika) diajarkan filosofinya itu, makanya banyak sekali orang yang sangat tertarik, jadi bukan menggambarnya saja," ujar Wita.
Dijelaskan Wita, beberapa tahun sejumlah sekolah di wilayah Washington, DC telah memintanya mengajarkan tentang batik nusantara. Â Kesempatan tersebut tak disia-siakan Wita dibantu organisasi nirlaba 'Rumah Indonesia' yang bertujuan untuk mempromosikan kebudayaan Tanah Air kepada masyarakat Negeri Paman Sam.
"Prosesnya yang menarik buat (para murid), karena memakai wax kemudian pakai canting. Canting itu kan sangat tradisional sekali," kata dia.
"Saya mengajarkannya selalu pakai canting, bukan kuas, ya. Yang membuat mereka kagum sebenarnya adalah cara pembuatannya. Itu menarik. Semuanya sangat antusias pada saat belajar batik," ujar dia.
Selain di sekolah lokal AS, Wita juga mengajarkan tentang batik di beberapa kegiatan ekstra kurikuler di sekolah-sekolah dasar yang diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, DC.
"Kebetulan (KBRI) bekerja sama dengan beberapa sekolah-sekolah. Dipanggil karena kebetulan saya punya skill-nya untuk membatik itu sendiri. Saya sudah mengajar lebih dari enam sekolah di Washington, DC dan sekitarnya," ujar dia.
Â