Liputan6.com, Washington DC - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence membantah ia bersiap untuk mencalonkan diri dalam Pemilu AS 2020 mendatang.
Bukan cuma membantah, Pence mengatakan tuduhan tersebut sebagai penghinaan dan suatu perbuatan tak menyenangkan.
Pence disebut akan mencalonkan diri jadi Presiden oleh salah satu media ternama AS, New York Times. Dalam laporannya, media tersebut menulis beberapa politikus Partai Republik tengah melakukan kampanye bayangan.
Advertisement
Kampanye tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan Presiden Donald Trump. Pence juga diberitakan siap jadi Presiden AS, jika Trump memutuskan tak lagi maju dalam pemilu mendatang.
Baca Juga
Selain itu, artikel tersebut menuliskan Pence tidak cuma menyimpan kalender politik pribadi. Namun, mulai mendirikan basis kekuatan independennya sendiri termasuk membuat lembaga pengumpul dana yang diberi nama "Great America Committee".
Laporan tersebut membuat Pence geram. Ia menyatakan artikel tersebut sebagai berita palsu dan bohong.
Dia menegaskan, fokus dirinya dan Partai Republik adalah mewujudkan agenda politik Trump serta membuat Sang Presiden terpilih kembali dalam pemilu 2020.
"Tuduhan pada artikel itu, berada dalam kategori salah dan mewakili upaya terbaru media memecah belah pemerintahan," sebut Pence, seperti dikutip dari ABC News, Senin (7/8/2017).
Tuduhan Pence direspons New York Times. Mereka menyatakan artikel tersebut bukan berita bohong seperti yang dituduhkan eks Gubernur Indiana itu.
"Kami percaya diri dengan akurasi dari laporan kami dan kami akan membiarkan artikel tersebut berbicara untuk dirinya sendiri," papar Juru Bicara New York Times.
Konselor Senior Gedung Putih, Kellyanne Conway, mengatakan, ia tak yakin Pence mau mencalonkan diri jadi Presiden AS.
"Benar sekali, Pak Wapres bersiap untuk pemilihan tahun 2020, ia siap dipilih kembali jadi Wapres AS," ucap Conway.
"Pak Wapres adalah orang yang sangat loyal, sangat bertanggung jawab, dan juga sangat efektif bekerja sebagai wapres dan ia adalah wapres yang aktif," ucap Conway.
Munculnya isu tersebut tak hanya berasal dari laporan New York Times. Mike Pence diketahui memiliki hubungan baik dengan kelompok politik konservatif dan beberapa pendonor Partai Republik.
Ia pun dikenal sebagai loyalis Trump. Namun, hubungannya dengan Trump kerap disertai perbedaan termasuk soal pernyataan publik dan kebijakan.
Simak video berikut: