Sukses

DK PBB Jatuhkan Sanksi ke Korut, Menlu RI Ingatkan Soal Ini

Meski telah menyatakan secara tegas posisinya terhadap perkembangan situasi di Semenjung Korea, Menlu RI tetap ingatkan soal ini.

Liputan6.com, Manila - Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi baru terhadap Korea Utara, termasuk melarang ekspor senilai US$ 1 miliar. Resolusi atas Korut disetujui dengan suara bulat pada 6 Agustus 2017.

Ekspor batubara yang merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Korut akan dilarang di bawah sanksi baru. Ekspor bijih besi, timah, biji timah, dan makanan laut juga akan dihentikan.

Langkah tersebut dinilai akan memangkas sepertiga pendapatan Korea Utara. Hal itu diyakini akan memotong sumber daya yang digunakan Korut untuk mendanai program nuklir dan rudal balistik yang selama ini dikecam dunia internasional.

Sebelumnya, ASEAN telah sepakat untuk menekankan kembali dan mengirimkan pesan bahwa apa yang dilakukan Korut tak bisa diterima dalam berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB.

Perhimpunan negara-negara Asia Tenggara itu juga menyatakan posisinya terhadap Korut melalui stand-alone statement yang dikeluarkan pada awal kegiatan ASEAN Foreign Ministers' Meeting (AMM) ke-50.

Melalui dokumen itu ASEAN mengatakan bahwa perkembangan di Semenanjung Korea secara serius mengancam perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan di dunia.

ASEAN pun mendesak Korea Utara dengan segera secara penuh mematuhi kewajiban di bawah seluruh Resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan.

Meski demikian, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengingatkan soal nilai-nilai negosiasi dan perdamaian yang selama ini digunakan oleh ASEAN. Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan ASEAN Plus Three (APT) ke-18 di Philippine International Convention Center, Manila.

"Tetapi saya sampaikan bahwa ASEAN ini organisasi yang mengadopsi budaya dialog, negosiasi, penyelesaian damai, dan budaya dari nilai-nilai seperti ini yang membuat ASEAN ini bisa bertahan sampai sekarang," ujar Retno dalam press briefing, Senin (7/8/2017).

"Jadi sekarang kita kembali tawarkan, bolanya kita lempar kepada Korea Utara. Saat ini terserah Korea Utara untuk merespons masyarakat internasional," imbuh dia. Retno juga mengatakan, ASEAN tetap meyakini bahwa dialog masih menjadi solusi terbaik.

Â