Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia kini tengah menginvestigasi laporan yang menyebut organisasi ateis internasional mengadakan pertemuan di Kuala Lumpur.Â
Langkah itu diambil setelah foto-foto yang mengatasnamakan kelompok tersebut viral di media sosial.Â
Baca Juga
Kelompok yang menamakan dirinya Atheist Republic, yang bermarkas di Kanada, kerap menggelar pertemuan di beberapa kota besar di berbagai negara.
Advertisement
Dan pada akhir minggu lalu, mereka mengunggah foto di Facebook yang memperlihatkan orang-orang hadir dalam pertemuan tahunan Atheist Republic Consulate of Kuala Lumpur.
Dikutip dari The Independent, Selasa (8/8/2017), dalam unggahan di Facebook itu tertulis kalimat, "Luar biasa banyaknya!". Foto itu memperlihatkan sebuah ruangan penuh dengan orang dengan senyum di wajah dan mengangkat tangannya. Mereka berfoto bersama pendiri Atheist Republic Armin Navabi -- yang kelahiran Iran.
"Ateis dari berbagai latar belakang untuk bertemu satu sama lain di sini. Beberapa ada yang baru bertemu... saling berbagi cerita dan menjalin persahabatan baru yang semoga selamanya! Kami luar biasa!" tulis status organisasi itu di Facebook.
Sejumlah pengguna internet mengklaim, sejumlah orang yang diketahui sebagai muslim bergabung dalam acara Atheist Republic tersebut. Umat Islam di Negeri Jiran pun geram.Â
Sejumlah orang dalam kelompok ateis itu dilaporkan menerima ancaman pembunuhan lewat media sosial.
Malaysia adalah negara multietnis dan multi agama, di mana warganya bebas menjalankan ibadah menurut keyakinannya. Namun, perilaku yang dianggap murtad atau mencoba keluar dari agama Islam bisa berujung sanksi di menurut aturan sejumlah negara bagian.
Kelompok ateis tersebut kini sedang diselidiki oleh Jabatan Agama Islam Wilayah Persekutuan (Jawi), untuk mencari tahu apakah ada umat muslim yang terlibat dalam pertemuan mereka.Â
"Jika terbukti bahwa ada muslim yang terlibat dalam aktivitas ateis yang dapat mempengaruhi iman mereka, Jabatan Agama Islam atau Jawi dapat mengambil tindakan," kata Dr Asyraf Wajdi Dusuki, wakil menteri negara yang mengawasi urusan agama.
"Saya meminta Jawi untuk menangani tuduhan tersebut secara serius," kata dia. "Kita perlu menggunakan pendekatan lunak terhadap mereka yang memutuskan untuk murtad," tambahnya.
"Mungkin mereka tidak tahu tentang Islam yang sebenarnya, jadi kita perlu melibatkan mereka dan mendidik mereka mengenai ajaran yang benar."
Dia mengatakan bahwa muslim yang terbukti menjadi bagian dari pertemuan ateis akan diberi konseling, sementara bagi yang menyebarkan gagasan ateis dapat dituntut.Â
"Kesalahan apa yang dilakukan kelompok kami? Apakah kami membahayakan orang lain?" kata Armin Navabi kepada Malay Mail Online, merespons apa yang dilakukan aparat Malaysia.
Ia mengatakan, kelompoknya hanya berniat menjadi wadah bagi mereka yang tak punya keyakinan untuk memberikan dukungan.