Sukses

Dulu Ancam Bercerai, Presiden Duterte Kini Mengaku Sekutu Amerika

Presiden Duterte yang beberapa kali sempat melontarkan pernyataan bernada negatif ke AS, menunjukkan sikap lunak di hadapan Menlu Tillerson.

Liputan6.com, Manila - Salah satu yang paling menonjol dari Presiden Rodrigo Duterte selama ini adalah sikapnya yang anti-Amerika Serikat. Pada tahun 2016, Duterte bahkan mengumumkan perpisahan dengan AS dan merapat ke China.

Namun, sikap anti-Amerika Duterte mendadak redup saat dirinya bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson di Manila, Filipina, pada Senin 7 Agustus kemarin.

Dalam kesempatan tersebut, Duterte mengatakan bahwa ia senang bertemu dengan Tillerson. Tak hanya itu, ia juga mendeklarasikan, "Saya teman Anda yang rendah hati di Asia Tenggara".

Kendati demikian, orang nomor satu di Filipina tersebut tidak berusaha menyembunyikan komentar negatifnya di muka Tillerson.

"Saya senang bertemu Anda...dan Anda datang pada saat kondisi dunia sedang tidak begitu baik, terutama di Semenanjung Korea, dan tentu saja, masalah Laut China Selatan yang selalu menggerogoti," ujar Duterte kepada Tillerson seperti dikutip dari Asian Correspondent pada Selasa (8/8/2017).

"Saya tahu Anda khawatir, karena Anda juga menghadapi masalah domestik...Kita adalah teman. Kita adalah sekutu," imbuhnya.

Kemarahan terbesar Duterte terhadap AS ditujukan kepada Barack Obama. Pada era pemerintahan Obama, presiden kulit hitam pertama AS itu beberapa kali mengungkapkan bahwa ia menentang perang narkoba yang dicanangkan Duterte.

Di lain sisi, meski berselisih dengan Tiongkok terkait Laut China Selatan, Duterte tetap meminta Beijing untuk meningkatkan investasi di Filipina.

China belum lama ini menyumbangkan senjata senilai jutaan dolar untuk membantu pertarungan militer Filipina melawan militan di Mindanao.

 

Saksikan video berikut: