Liputan6.com, Pyongyang - Hubungan Amerika Serikat dan Korea Utara terus memanas. Panasnya situasi tersebut dipicu oleh uji coba misil yang kerap dilakukan Korut.
Baru-baru ini, Presiden AS Donald Trump menyebut semua ancaman Korut terhadap Negeri Paman Sam akan dibalas dengan tembakan dan kemarahan. Korut menanggapi pernyataan itu dengan tak kalah sengit.Â
Korea Utara menyatakan, mereka dengan teliti telah mempelajari kemungkinan melakukan serangan misil ke AS khususnya ke wilayahnya di Pasifik, Pulau Guam.
Advertisement
"Rencana serangan akan dipraktikkan dengan cara berkesinambungan dan berturut-turut, begitu pemimpin kami Kim Jong-un mengeluarkan keputusan," ucap Juru Bicara Tentara Rakyat Korut, seperti dikutip dari The Independent, Kamis (9/8/2017).
Baca Juga
Tidak hanya itu, Korea Utara siap sedia melancarkan operasi pencegahan jika AS melakukan tindakan provokatif.
Uji coba rudal yang terus dilakukan Korut memicu kecaman dunia. Dewan Keamanan (DK)  PBB dengan suara bulat menyetujui sanksi baru yang dirancang AS, termasuk di dalamnya larangan ekspor senilai lebih dari US$ 1 miliar.
Bukan hanya PBB, dalam pertemuan antar menteri, ASEAN sepakat menanggapi situasi yang terjadi di Semenanjung Korea sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan. Hal tersebut tercantum dalam Joint Communique yang merupakan hasil dari pertemuan tersebut.
ASEAN mengatakan bahwa perkembangan misil dan uji coba nuklir Korea Utara mengancam keamanan dan stabilitas di kawasan dan dunia. ASEAN juga mendesak Korut untuk mematuhi semua kewajibannya dalam resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan.
Simak video berikut