Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara seperti tidak main-main terkait ancaman akan menembak Guam dengan misil. Mereka merencanakan serangan tersebut dilakukan pada pertengahan Agustus ini.
Dari laporan Kantor Berita Korut KCNA, Korut akan menembakkan 4 misil ke teritori Guam yang merupakan bagian dari Amerika Serikat (AS).
KCNA melanjutkan peluncuran ini hanya tinggal menunggu perintah Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong-un.
Advertisement
Roket Korut diprediksi mendarat di perairan Guam 19 sampai 40 kilometer dari dataran pulau tersebut.
Korut memastikan tidak akan bernegosiasi dengan AS dan Presiden Donald Trump. Mereka menegaskan, rencana serangan adalah respons dari pernyataan Trump yang akan menemui Korut dengan peluru dan kemarahan.
Baca Juga
"Menyuarakan dialog dengan orang itu (Trump) adalah kemustahilan, dia hanya bisa dilawan kekuatan," tulis KCNA, seperti dikutip dari BBC, Kamis (10/8/2017).
Pada Rabu lalu, Korea Utara menyatakan, dengan teliti, telah mempelajari kemungkinan melakukan serangan misil ke AS khususnya ke wilayahnya di Pasifik, Pulau Guam.
"Rencana serangan akan dipraktikkan dengan cara berkesinambungan dan berturut-turut, begitu pemimpin kami Kim Jong-un mengeluarkan keputusan," ucap Juru Bicara Tentara Rakyat Korut.
Perselisihan AS-Korut berpangkal dari uji coba rudal yang terus dilakukan Korut. Dewan Keamanan (DK) PBB dengan suara bulat menyetujui sanksi baru yang dirancang AS, termasuk di dalamnya larangan ekspor senilai lebih dari US$ 1 miliar.
Bukan hanya PBB, dalam pertemuan antarmenteri, ASEAN sepakat menanggapi situasi yang terjadi di Semenanjung Korea sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan. Hal tersebut tercantum dalam Joint Communique yang merupakan hasil dari pertemuan tersebut.
Simak video berikut