Liputan6.com, Washington DC - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengusir dua diplomat Kuba. Pengusiran tersebut adalah yang pertama sejak kedua negara kembali membuka hubungan diplomatik pada 2016.
Keputusan Washington diambil usai insiden seorang pejabat AS yang bertugas di Kuba menderita gangguan pendengaran permanen yang penyebabnya masih samar.
Pengusiran tersebut dibenarkan juru bicara Deplu AS, Heather Nauret. Ia pun membenarkan pemicunya adalah insiden yang menimpa pejabat AS di Havana.
Advertisement
"Insiden itu terjadi pada akhir 2016 dan gangguan tersebut berlanjut sampai sekarang," ucap Nauert seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (10/8/2017).
Baca Juga
"Diplomat Kuba sebenarnya sudah kami minta meninggalkan AS sejak 23 Mei. Pejabat AS yang terlibat insiden sudah meninggalkan Kuba," ujar dia.
Meski demikian, Nauert tidak membeberkan siapa pejabat AS itu dan tak memberikan detail insiden seperti apa yang menimpa korban.
Nauert hanya memastikan bahwa insiden tersebut sudah diinvestigasi oleh FBI dan Badan Keamanan Diplomatik AS.
Seorang orang dekat dari penyidik AS yang namanya dirahasiakan mengatakan diduga kuat pejabat AS tersebut menderita gangguan fisik akibat sebuah perangkat suara milik pemerintah Kuba.
Perangkat yang mengeluarkan suara tak terdengar diduga ditempatkan di sekitar lima rumah pejabat AS di Kuba. Alat tersebut diduga kuat dapat memekakkan telinga.
Kuba dituduh AS mempekerjakan ratusan sampai ribuan orang untuk melakukan pengawasan. Salah satu pihak yang berada dalam pengawasan adalah para diplomat Negeri Paman Sam.
Setelah AS membuka kembali misi diplomatiknya di Havana, seluruh diplomat ditempatkan di perumahan milik dan dipelihara pemerintah Kuba.
Simak video berikut